Bulan: Agustus 2015

Memacu Industrialisasi untuk Menopang Pertumbuhan Berkualitas


Pada tulisan sebelumnya bertajuk “Menemukenali Akar Masalah Keterpurukan Ekonomi” (http://wp.me/p1CsPE-1cc),  detak jantung perekonomian yang lemah menjadi salah satu kendala laju perekonomian Indonesia tidak bisa mengakselerasi. Persoalan mendasar kedua yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi relatif tinggi tidak berkelanjutan, bahkan cenderung melemah, adalah derap industrialisasi yang meredup. Setelah krisis 1998, pertumbuhan sektor industri manufaktur hampir selalu lebih rendah ketimbang

Lanjutkan membaca

Kekayaan Buah Tropis Kita


Pagi ini sarapan berbagai buah yang tersaji di restoran salah satu hotel di Bangkok, persis di sebelah lokasi ledakan bom minggu lalu. Semua buah dicicipi. Ada langsat, markisa, pisang, rambutan, pepaya, semangka, dan lengkeng. Semua buah yang saya cicipi rasanya kalah dengan buah-buahan tropis kita. Duku Palembang dan langsat Pontianak jauh lebih nikmat. Markisa Brastagi dan

Lanjutkan membaca

Faisal Basri Nilai Instruksi Buyback Saham BUMN Blunder


Gentur Putro Jati, CNN Indonesia Selasa, 25/08/2015 18:10 WIB Jakarta, CNN Indonesia — Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mempertanyakan kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang menitahkan 13 perusahaan pelat merah membeli kembali (buyback) sahamnya di pasar modal. Bagi Faisal, menggelontorkan uang sampai Rp 10 triliun untuk melakukan buyback saham sama saja

Lanjutkan membaca

Buyback Saham Sama Saja dengan Menggarami Laut


Menteri BUMN memerintahkan BUMN yang melantai di bursa melakukan buyback sahamnya (lihat berita bertajuk “Pemerintah Akan “Buyback” Saham BUMN Rp 10 Triliun Besok – Kompas.com http://kom.ps/AFtKlw). Informasi yang saya peroleh dari kalangan istana, tidak ada pembicaraan resmi di antara para menteri ekonomi dan Presiden tentang langkah Menteri BUMN ini. Apakah langkah itu merupakan inisiatif Rini sendiri?

Lanjutkan membaca

Harga BBM Belum Turun karena Pemerintah Bayar Utang ke Pertamina?


Rabu, 26 Agustus 2015 | 09:24 WIB JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat ekonomi politik dari Universitas Indonesia yang juga mantan Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (TRTKM), Faisal Basri, menengarai belum juga diturunkannya harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium yang menjadi domain pemerintah, lantaran pemerintah ingin memperkecil utang

Lanjutkan membaca

Faisal Basri: Menurunkan Harga BBM Bentuk Stimulus Nyata bagi Rakyat


Selasa, 25 Agustus 2015 | 11:01 WIB JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menyarankan pemerintah melakukan tiga langkah yang dia sebut sebagai upaya “menolong” rakyat di tengah merosotnya ekonomi saat ini. Menurut dia, pemerintah harus menjaga daya beli masyakat sekaligus menjaga inflasi terkendali di level rendah. “Tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah

Lanjutkan membaca

Menemukenali Akar Masalah Keterpurukan Ekonomi


Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah memasuki tahun keempat. kemerosotan ekspor juga sudah memasuki tahun keempat. Nilai tukar rupiah terus mengalami kecenderungan melemah pun sejak empat tahun silam setelah mencapai titik terkuatnya Rp 8.460 pada 2 Agustus 2011. Jadi tidak ada yang baru dan serba mendadak. Bedanya, belakangan ini pemburukan mengakselerasi. Tak usah menyalahkan pihak atau faktor

Lanjutkan membaca

Tindakan Segera: Amputasi Belanja Pemerintah


Harga saham berguguran di seantero dunia. Dow Jones Industrial Average turun 588,4 poin atau minus 3,57 persen. Indeks harga saham di Eropa juga turun rata-rata sekitar 4 sampai 5,3 persen. Intervensi pemerintah China tak kuasa menahan laju kemerosotan indeks harga saham. Kemarin indeks Shanghai melorot 8,5 persen. China yag punya kemewahan dalam bentuk kemelimpahan likuiditas

Lanjutkan membaca

Bijak Menghadapi Gejolak Ekonomi Dunia


Hari ini (24/8) nilai tukar rupiah nyaris (Rp 2 rupiah lagi) menembus Rp 14.000 per dollar AS. Indeks harga saham sudah turun 20,34 persen (year-to-date) dan 19,91 persen (year-on-year) dan hari ini ditutup di aras 4.163,729, turun 3,97 persen. Kemerosotan nilai tukar dan pasar saham dialami semua emerging markets tanpa kecuali. Hari ini, indeks saham Shanghai melorot 8,49

Lanjutkan membaca

Menkeu Rajin Mencari Kambing Hitam


Nilai tukar rupiah terus merosot. Kemarin (19/8/2015), nilai tukar rupiah per 1 dollar AS adalah Rp 13.824. Sehari sebelumnya rupiah bertengger di titik terendah dalam 17 tahun terakhir, Rp 13.831 per dollar AS. Kemerosotan nilai tukar rupiah bukanlah fenomena baru. Pelemahan rupiah sudah berlangsung empat tahun. Sepanjang sejarah, rupiah tidak pernah melemah sedemikian lama. Jadi

Lanjutkan membaca