Oleh: Haris Munandar dan Faisal Basri Catatan: Siapa nyana kalau foto di sebelah kiri adalah Haji Agus Salim. Kebanyakan kita mengenal sosok diplomat ulung itu lewat foto di sebelah kanan: berkopiah, berkacamata, dan berjanggut panjang yang sudah memutih seluruhnya. Tulisan ini adalah salah satu bagian dari buku berjudul Untuk Republik: Kisah-kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa,
Bulan: April 2019
Sejak sehari sebelum pemilu 17 April 2019 saya nyaris tidak menyentuh alat komunikasi. Dini hari tadi satu demi satu pesan baru sempat saya baca. Betapa terkejut saya membaca salah satu pesan yang berisi kabar duka, Bang Jalil wafat Rabu malam lalu dan telah dimakamkan keesokan harinya pk. 14:00. Sore tadi saya berziarah ke pusaranya yang
Tidak setitik darah pun menetes ke bumi Pertiwi akibat perseteruan kampanye pemilu pascareformasi. Itulah modal paling berharga dalam menapaki konsolidasi demokrasi. Ketegangan memang meninggi di media sosial, namun tidak sampai menjungkirbalikkan akal sehat, karena civll liberty pasca reformasi cukup ampuh menghasilkan informasi yang berimbang. Kebenaran tidak dimonopoli oleh satu kekuatan tertentu. Penguasa tidak bisa semena-mena
Burung pipit itu tak kuasa lagi menahan diam Di tengah gemuruh kicau memekakkan telinga Ia menepi seraya menatap ke langit Awan pekat bergulung-gulung ~ Air mata tertahan di kelopak Tak kuasa lagi melontarkan amarah Senyumnya tak lagi menyembul Tak ada lagi senda gurau ~ Hari penantian segera tiba Musyawarah burung-burung Mempertaruhkan masa depan habitatnya Dari
Inisiatif teman-teman “Berdaya Bareng2” meluncurkan seri diskusi yang menjawab persoalan-persoalan ekonomi kontemporer yang kerap ditanyakan generasi milenial dalam rubrik Economillenials. Semoga bermanfaat.
Jepretan Terhangat Perekonomian Indonesia: Antara Fakta dan Hoaxes[1] (Faisal Basri)[2] Prolog: Jati Diri Bangsa Pada abad kedua Masehi, warga Nusantau—begitu sebutan untuk Nusantara kala itu—sudah menjejakkan kaki di benua Afrika dengan kapal dan sistem navigasi buatan sendiri. Budaya maritim telah lama bersemayam kokoh di bumi Pertiwi. sebagaimana semboyan “nenek moyangku seorang pelaut” dinyanyikan sejak masa kanak-kanak. Kejayaan