Pada hari proklamasi kemerdekan ke-70, saya menulis di blog ini dengan judul “Kemiskinan dan Ketimpangan Setelah 70 Tahun Merdeka” (http://wp.me/p1CsPE-1bl). Indeks Gini atau Koefisien Gini meningkat terus setelah krisis 1998. Koefisien Gini mengukur tingkat kesenjangan pendapatan. Angka Koefisien Gini berkisar antara nol (ektrem tidak timpang atau ekstrem merata) sampai satu (ketimpangan ekstrem atau paling timpang). Angka
Bulan: Agustus 2015
Hari ini (18/8/29015), Badan Pusat Statistik merilis data perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) terbaru. Transaksi perdagangan Juli membukukan surplus bulanan tertinggi sejak Desember 2013, yaitu sebesar 1,33 miliar dollar AS, sehingga menambah akumulasi surplus Januari-Juli menjadi5,73 miliar dollar AS. Sayangnya, perbaikan transaksi perdagangan lebih disebabkan oleh impor yang turun lebih tajam ketimbang penurunan ekspor.
Bung Karno pernah berkata dengan lantang: “Tidak boleh ada kemiskinan di bumi Indonesia merdeka.” Setelah 70 tahun proklamasi kemerdekaan, jumlah dan persentase penduduk miskin Indonesia memang berkurang. Namun, sejak krisis 1998, penurunan kemiskinan kian melambat. Bahkan sempat tiga kali mengalami peningkatan. Yang juga perlu dicermati, penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih lambat dibandingkan negara-negara tetangga seperti
Pemerintah mematok penerimaan perpajakan di RAPBN 2016 sebesar Rp 1.565.8 triliun. Menteri Keuangan memandang target itu lebih realistik karena hanya naik 14,5 persen dari perkiraan realisasi penerimaan pajak 2015. Ia mengatakan penerimaan pajak tahun ini diperkirakan shortfall Rp 120 triliun sehingga hanya mencapai Rp 1.369 triliun (target APBNP 2015 adalah Rp 1.489 trliun). Mengingat prediksi pemerintah
Belakangan ini muncul tudingan mafia daging sapi, mafia garam, dan mafia beras. Di masa Orde Baru ada julukan “7-samurai” untuk mafia gula, lalu berganti julukan menjadi “7-ninja” di masa reformasi. Selama kampanye pilpres tahun lalu, marak perbincangan tentang mafia migas. Tudingan mafia muncul ketika harga-harga melonjak. Mafia dituding melakukan kartel atau persekongkolan. Semua kasus yang
Pada 15 Juni 2015 Airbus mengeluarkan press release tentang penandatanganan Letter of Intent (LOI) pembelian 30 pesawat A350 XWB oleh Garuda Indonesia. Pesawat itu akan digunakan untuk mengembangkan medium and long haul network Garuda Indonesia dengan kemampuan untuk terbang non-stop dari Jakarta atau Bali ke Eropa. (http://www.airbus.com/presscentre/pressreleases/press-release-detail/detail/garuda-indonesia-signs-loi-for-30-a350-xwb/) Di bawah kepemimpinan baru, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia
Kemarin saya menulis di blog ini tentang perbedaan tajam antara Presiden dan Wakil Presiden tentang rangkap jabatan Kepala Staf Kepresidenan, tepat di hari perombakan kabinet kemarin (12/8). (Baru Rombak Kabinet Sudah Bikin Bingung http://wp.me/p1CsPE-1aK). Hari ini muncul lagi sahut-sahutan antara Menko Kemaritiman dengan Menteri BUMN. Suatu awal yang kurang elok untuk memulai babak baru.
Perombakan kabinet sudah berlangsung. Kita berharap kabinet semakin kompak, seia-sekata sesama menteri di bawah satu komando. Ibarat satu orchestra, para pemain musik yang piawai bakal menghadirkan musik yang apik dan harmoni jika sang konduktor menjalankan perannya dengan prima. Tak akan terwujud kalau ada dua konduktor, karena bakal membuat bingung para musisi. Boleh ada dua konduktor, tetapi menjalankan
Pertumbuhan ekonomi melemah, tetapi pemerintah terus menggenjot pajak. Target penerimaan pajak 2015 naik 30 persen dibandingkan penerimaan pajak 2014. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 4,7 persen dan laju inflasi 5 persen, pertumbuhan natural penerimaan pajak tahun 2015 sekitar 9,7 persen. Katakanlah dibulatkan menjadi 10 persen. Dengan target penerimaan pajak naik 30 persen, berarti pemerintah harus bekerja