KOMPAS.COM, Kamis, 15 September 2016 | 19:25 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Dari deretan bangku paling depan di auditorium Goethe-Institute Jakarta, seorang lelaki paruh baya meloncat ke atas panggung. Sekejap orang-orang yang duduk di auditorium terkesiap, membatin atas kesopanan yang dilakukan lelaki itu. “Apakah tindakan saya tadi elok?” tanya akademisi Universitas Indonesia itu. “Kan tidak. Itu
Bulan: September 2016
Sampai Sabtu dini hari (10/9), dana tebusan yang terkumpul dari program amnesti pajak mencapai Rp 8,39 triliun atau 5,1 persen dari target sebesar 165 triliun. Batas akhir program TA masih cukup lama, yakni 31 Maret 2017. Namun, pesimisme kian merebak. Bank Indonesia memperkirakan dana tebusan hanya Rp 18 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun
Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini (9/9) mengatakan pertumbuhan kredit tahun 2017 bakal mencapai 11 persen. Menurut Gubernur BI, perkiraan itu akan tercapai jika pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Jika asumsi pertumbuhan 5,2 persen, pertumbuhan kredit bisa di atas 12 persen. Jadi, pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). Besarnya kredit menentukan
Memahami perekonomian mirip dengan memahami mekanisme dalam tubuh manusia. Berbeda dengan ilmu kimia dan ilmu eksakta lainnya yang membutuhkan eksperimen di laboratorium, memahami ilmu ekonomi bisa langsung diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Kelangkaan pasokan suatu barang langsung bisa dideteksi dari kenaikan harga. Jika terjadi kelangkaan kebutuhan pokok yang akut seperti di Venezuela belakangan ini, kita bisa
Rabu minggu lalu (31/8), saya diundang United Industrial Development Organization (UNIDO) menjadi pembahas laporan terbaru mereka berjudul Industrial Development Report 2016 yang bertema “The Role of Technology and Innovation in Inclusive and Sustainable Industrial Development.” Laporan dipresentasikan oleh utusan kantor pusat UNIDO di Vienna. Kepala perwakilan UNIDO di Jakarta mempresentasikan kaitan antara industrialisasi dan target Sustainable
Tulisan saya Lezatnya Berburu Rente Bisnis Gas antara lain ditanggapi oleh Sabrun Jamil, Ketua Indonesia Natural Gas Trader Associate (INGTA), asosiasi yang menaungi para trader. Lihat Dituding Jadi Penyebab Harga Gas di RI Mahal, Ini Jawaban Trader. Alhamdulillah, pengakuannya membuat liku-liku bisnis gas semakin terang benderang. Memang, tidak semua trader sekedar calo yang semata-mata menjual gas tanpa membangun pipa,
Tulisan saya berjudul Lezatnya Berburu Rente Bisnis Gas ditanggapi oleh Pertamina yang bisa dibaca di detikFinance dengan judul: Kenapa Perusahaan Migas Memakai Jasa Trader untuk Distribusi Gas? Penjelasan Pertamina tidak apple to apple dengan tulisan saya. Fokus tulisan saya adalah niaga gas (gas trading) nasional yang dilakukan oleh Pertamina Gas (Pertagas, anak perusahaan Pertamina). Pertagas memiliki anak perusahaan
Presiden Joko Widodo sudah lama geram mengapa harga gas di Indonesia relatif mahal. Pertemuan, rapat lintas sektoral, koordinasi lintas instansi tak kunjung membuahkan hasil. Presiden Jokowi sempat mengultimatum agar harga gas segera bisa turun, khususnya untuk industri strategis. Untuk memenuhi harapan Presiden, digelarlah pertemuan intensif di KM Kelud. Memang pertemuan itu bukan cuma membahas soal
Kementerian Perindustrian mengklaim harga gas di Indonesia sangat mahal dibandingkan dengan di negara-negara tetangga. Sebaliknya, SKK Migas memandang harga gas di dalam negeri tergolong murah. Setiap pihak punya pandangan masing-masing dan cenderung tidak memiliki pemahaman mendalam. Bertahun-tahun pemerintah tidak berhasil menuntaskan persoalan harga gas “mahal”. Tak kunjung selesai juga walaupun sudah keluar Perpres No.40/2016 pada