Polisi menangkap kapal yang menyelundupkan 30 ton beras dan 5 ton gula pasir di perairan Batam, Kepulauan Riau (Kompas. 29 jauari 2016, hal.15). Lihat Penyelundupan Beras dan Gula. Entah sudah berapa banyak beras, gula pasir, jagung, kedelai, dan bahan pangan lainnya yang sudah masuk ke Indonesia secara ilegal. Betapa menggiurkan laba yang diraup dari bisnis gelap
Bulan: Januari 2016
Banyak kalangan berulang kali mengingatkan tentang karut marut pengelolaan pangan. Pemerintah, terutama Menteri Pertanian, cenderung hanya mengutik-utik persoalan di hilir. Padahal persoalan pangan di Indonesia sudah sedemikian sangat akut. Lihat Menohok ke Akar masalah. Kisruh soal jagung kian membuktikan konstatasi di atas. Harga rerata jagung di pasar internasional pada Desember 2015 adalah 163,35 dollar AS per
Sudah cukup banyak saya menulis di blog ini dengan tema atau judul atau kategori SESAT PIKIR. Tiada niatan untuk mengumbar energi negatif atau menyudutkan siapa pun. Tidak juga berpretensi paling benar sendiri. Yang dulu benar barangkali sekarang tidak relevan lagi. Perubahan sedemikian sangat cepat. Yang kita ketahui sangatlah sedikit, apalagi tentang masa depan. Kita dituntut untuk
Setelah era otonomi daerah, bermunculan bandara baru di seantero negeri. Indonesia memiliki 683 bandara, terbanyak kesepuluh di dunia. Paling banyak adalah Amerika Serikat dengan 15.095 bandara. Lihat 10 Negara dengan Jumlah Bandara Terbanyak di Dunia. Dua Badan Usaha Milik Negara (BMUN) yang mengelola Bandara tentu saja menghadapi keterbatasan dalam megembangkan bandara. PT Angkasa Pura I Persero
Harga pangan di pasaran internasional mengalami kecenderungan menurun. Namun harga pangan impor di Indonesia menunjukkan kecenderungan sebaliknya. Peraga di bawah menunjukkan perkembangan harga empat jenis pangan yang produksinya di dalam negeri lebih rendah dari konsumsi sehingga sebagian harus dipenuhi dengan mengimpor. Keempat komoditas pangan itu sekedar contoh. Banyak lagi yang menunjukkan kecenderungan serupa. Beras juga
Presiden Jokowi sejak kampanye pilpres berulangkali menyatakan tekadnya mengedepankan diplomasi ekonomi. Para duta besar harus menjadi ujung tombak dalam melakukan penetrasi pasar, mengundang turis asing, dan promosi investasi. Sangat beralasan untuk melakukan diplomasi ekonomi total mengingat ekspor kita sudah empat tahun berturut-turut melorot. Bukan hanya nilai ekspor yang turun akibat kemerosotan harga komoditas, melainkan juga
Investor asing bebas masuk ke Indonesia. Investor Indonesia pun bebas membawa uangnya untuk ditanamkan di luar negeri. Tidak ada pula pembatasan membawa masuk dan keluar uang. Investor asing bebas mengirimkan laba yang diperolehnya dari berbisnis di Indonesia ke negara asalnya atau ke negara lain yang mereka suka. Indonesia memang menganut free movement of capital, nyaris bebas sebebas-bebasnya.
Pemerintah gencar menarik turis mancanegara dengan mengobral bebas visa. Lihat Memacu Werman dengan Bebas Visa?. Pemerintah tidak menuntut penerapan azas timbal-balik dari negara yang memperoleh status bebas visa dengan alasan supaya orang Indonesia tidak semakin mudah melancong ke luar negeri. Bagi masyarakat kelas atas Indonesia berbagai kendala tak jadi masalah. Pengurusan visa diserahkan kepada agen perjalanan.
Pemerintah Tiongkok tergolong sangat cepat mengumumkan data pertumbuhan ekonomi. Ketika negara maju maupun negara berkembang belum ada yang mengumumkan, pemerintah Tiongkok sudah merilis pertumbuhan ekonomi terbaru pada Selasa (19/1). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2015 mengikuti kecenderungan penurunan sebelumnya menjadi 6,8 persen, yang membuat keseluruhan tahun 2015 hanya tumbuh 6,9 persen, terendah sejak tahun 1990. Sejumlah
Bapak Presiden yang terhormat. Saya gembira mendengar keputusan di bulan-bulan pertama pemerintahan Bapak membatalkan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda. Namun say kaget ketika Bapak meninjau pembangunan jalan tol Tran-Sumatera. Sadarkah Bapak bahwa proyek jalan tol Trans-Sumatera sepanjang lebh dari 2.000 km merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proyek Jembatan Selat Sunda? Keduanya tercantum di dalam