Reporter: Moh. Khory Alfarizi Editor: Martha Warta Silaban Tempo.co, Minggu, 23 Oktober 2022 | 18:31 WIB TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan Indonesia tidak akan mengalami krisis akibat ancaman resesi global 2023. Menurut dia krisis itu biasanya terjadi karena perpaduan antara apa yang terjadi di eksternal dan domestik. Menurut Faisal, krisis itu biasanya terjadi ditandai dengan
Kategori: News
Reporter: Moh. Khory Alfarizi Editor: Rr. Ariyani Yaktı Widyastuti Tempo.co, Senin, 24 Oktober 2022 TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menjelaskan perbedaan kondisi Indonesia saat menghadapi krisis pada tahun 2008 dan ancaman resesi global tahun depan. Faisal menceritakan bahwa krisis yang terjadi pada periode tahun 2008-2009 dipicu oleh krisis finansial global di Amerika Serikat. Saat itu, investasi berbagai sektor hancur
Berni K. Moestafa, The Jakarta Post, Jakarta, September 24, 2002. On Faisal Basri, modesty stands out like his trademark khaki trousers, his light-colored shirt and his leather sandals among other men in suits. “Help yourself please,” he said, pointing to a selection of tea and coffee, in the corner of his office while he prepared
Tempo.co | Sabtu, 24 Oktober 2020 09:46 WIB Reporter: Tempo.co Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk tak memaksakan pelaksanaan Omnibus Laws Undang-undang Cipta Kerja hanya untuk menggenjot investasi masuk ke Tanah Air. Pasalnya, dari kacamata Faisal Basri, pemerintah sebelumnya sudah berada di jalur yang tepat dalam melakukan
Katadata.co.id | | 3 September 2020 | 13:50 Penulis: Agatha Olivia Victoria | Editor: Agung Jatmiko Ekonom Senior Indef menilai Indonesia tidak memiliki masalah di sisi moneter melainkan fiskal terutama soal perpajakan. Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tengah menggodok revisi Undang-undang (UU) Bank Indonesia (BI). Dalam revisi UU yang diinisiasi parlemen tersebut akan terdapat campur
wartaekonomi.co.id | Jum’at, 4 September 2020 | 0844 WIB Ekonom senior Indef Faisal Basri menilai pemerintah seharusnya membenahi wabah Covid-19 yang menjadi akar permasalahannya. Bukan malah membentuk Dewan Moneter. Langkah Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang tengah menggodok revisi Undang-Undang (UU) Bank Indonesia (BI) dinilai tidak tepat. Dalam revisi UU yang diinisiasi parlemen tersebut,
Kompas.com | Kamis, 3 September 2020 |16:41 WIB Penulis Rully R. Ramli | Editor Erlangga Djumena JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah tengah fokus melakukan hilirasi hasil tambang nasional. Salah satunya melalui pembangunan pabrik pemurnian ( smelter) bijih nikel. Namun ekonom senior Faisal Basri menilai, rencana tersebut justru akan merugikan kas keuangan negara. Mulai dari larangan ekspor
NEWS – Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia 29 August 2020 14:34 Jakarta, CNBC Indonesia– Pertumbuhan konsumsi energi terus naik seiring pertumbuhan penduduk. Keinginan Indonesia untuk menjadi negara maju pun harus didukung dengan ketersediaan energi yang mencukupi. Namun sayangnya cadangan migas RI hanya 2,5 miliar atau sekitar 8,7 tahun masih kalah dengan Vietnam yang 4,4 miliar barel. Ekonom Faisal
Kontan.co.id|Kamis, 30 Juli 2020 / 07:50 WIB Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom senior Faisal Basri mengkritik kebijakan peningkatan nilai tambah pertambangan di Indonesia. Menurutnya, kebijakan ini masih dilakukan setengah hati. Dia menyoroti konsep hilirisasi pertambangan yang belum terintegrasi dengan pengembangan industri di dalam negeri. Jika memakai strategi industrialisasi, kata Faisal Basri,
Tempo.co Reporter: Tempo.co Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti Rabu, 5 Agustus 2020 13:25 WIB TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyebutkan jebloknya pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32 persen di kuartal kedua tahun ini adalah kontraksi ekonomi pertama sejak krisis terparah tahun 1998 silam. “Karena pertumbuhan pada triwulan pertama hanya 2,97 persen, maka pertumbuhan kumulatif sampai semester pertama tahun ini pun terkontraksi sebesar