Bulan: Februari 2017

Target Penerimaan Pajak Masih Tergolong Sangat Ambisius?


APBN 2017 sangat konservatif bila dibandingkan dengan APBN-P 2016. Target penerimaan total dan penerimaan pajak maupun pengeluaran mengalami penurunan, sesuatu yang sangat jarang terjadi. Dalam keadaan normal, sepanjang pertumbuhan ekonomi masih positif dan  terjadi inflasi (asumsi APBN 2017 masing-masing adalah 5,1 persen dan 4 persen), penerimaan pajak secara alamiah nail 9,1 persen. Ditambah kerja keras

Lanjutkan membaca

Sekilas Info: Pertumbuhan Ekonomi Meningkat?


Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat tipis dari 4,9 persen tahun 2015 menjadi 5,0 persen tahun 2016. Kita berharap tahun 2016 merupakan turning point atau titik balik setelah sebelumnya selama lima tahun berturut-turut Indonesia  mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu energi yang berceceran harus dihimpun. Kita harus kerja keras. Tantangan yang dihadapi tidak ringan. Belanja pemerintah belum

Lanjutkan membaca

Sekilas Info: Indonesia Sudah 4 Tahun Mengalami Defisit Minyak Mentah


Tak terasa sudah empat tahun kita mengalami defisit perdagangan minyak mentah (crude oil). Ada pun defisit bahan bakar minyak (BBM) atau oil products sudah berlangsung sejak tahun 1997. Kemerosotan harga minyak tahun 2015 amat menolong perbaikan defisit minyak, dari 27 miliar dollar AS tahun 2014 menjadi 14,4 miliar dollar AS tahun 2015 dan turun lagi

Lanjutkan membaca

Faisal Basri Pengamat Ekonomi Kacamata Kuda


Tulisan saya bertajuk Kementan, Hentikan Kebohongan Soal Harga Beras cukup banyak dikomentari dan disanggah. Saya mengalami kesulitan untuk menanggapi kembali karena tautan artikel yang tercantum di atas tidak bisa dibuka. Jika membuka tautan itu, numcul: Komentar panjang muncul pula di blog. Sebagian sudah saya jawab. Kebanyakan tidak perlu dikomentari lagi karena substansinya sudah terjawab dalam tulisan saja.

Lanjutkan membaca

Demokrasi Kebablasan dan Ikhtiar Kita


Rabu kemarin, 22 Februari 2016, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa demokrasi kita sudah kebablasan. “Banyak yang bertanya pada saya, apa demokrasi kita keablasan? Saya jawab ya, demokrasi kita sudah kebablasan,” ujar Presiden. “Demokrasi yang kebablasan itu membuka peluang artikulasi politik yang ekstrim seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sekterianisme, terorisme, serta ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi,” ujar Presiden lebih

Lanjutkan membaca

Ketimpangan: Lapisan Pendapatan Terbawah Tampaknya Masih Tertekan


Indeks Gini Indonesia menunjukkan perbaikan dalam dua tahun terakhir, bahkan telah berada di bawah 0,4 sehingga masuk kategori ketimpangan rendah. Antara 0,4 sampai 0,5 masuk kategori ketimpangan sedang dan di atas 0,5 tergolong ketimpangan tinggi. Dilihat dari distribusi pengeluaran (sebagai proksi dari distribusi pendapatan), penguasaan 20 persen penduduk terkaya selama kurun waktu 1963-2009 tidak mengalami

Lanjutkan membaca

Bapak Presiden, Mohon Tolak RUU Pertembakauan


Bapak Presiden, banyak pihak mengatakan “rokok adalah jembatan emas menuju narkoba”. Betapa jahat narkoba membunuh potensi sumber daya generasi muda kita, yang tentunya mengancam masa depan Bangsa Indonesia. Pengidap narkoba sudah nyaris merata di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan target pasar empuk bagi jaringan narkoba internasional. Bibit narkoba adalah rokok. Tanpa RUU Pertembakauan yang sudah dikirimkan

Lanjutkan membaca