Dirjen Migas Kementerian ESDM mengatakan harga bensin premium bulan Agustus harusnya Rp 8.600 per liter (http://detik.id/64xdZX). Dirjen mengklaim itu harga keekonomian. Tak jelas apa definisi harga keekonomian itu. Tak sampai seminggu lalu Pertamina mengaku begini: “Kalau dihitung dengan harga minyak dan kurs sekarang, harga aslinya Pertalite Rp 8.700/liter, tapi karena ini harga promo kita jual Rp
Bulan: Juli 2015
Saya mengenal Dasep sudah cukup lama. Ia sosok nasionalis sejati. Ingin melihat negerinya maju lewat akselerasi industrialisasi. Beragam komponen otomotif sudah dia hasilkan. Dengan darah dan keringat, nyaris tanpa bantuan pemerintah. Malahan, pemerintah kerap “menggangu” derap langkahnya. Dengan keterbatasan industri penunjang, Dasep berjibaku bersaing dengan komponen otomotif impor yang bebas bea masuk. Padahal, komponen yang dihasilkan Dasep
Jumat (24/7), harga minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) mencapai titik terendah 47,97 dollar AS per barrel. Sementara itu minyak mentah Brent nyaris mencapai titik terendah baru sejak Januari 2015. Harga rerata bulanan kedua jenis minyak mentah itu pada Juni turun dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan berlanjut pada Juli ini. Demikian juga untuk OPEC basket price yang month-to-date
Sejauh ini agaknya pernyataan Menteri Agama dan Menteri Sosial yang “lempeng”. Menteri Sosial lebih banyak berbuat nyata dan cepat. Sedangkan lainnya: begitulah???? seperti terbaca di bawah ini. 1. Kapolri: Ada yang “Setting” Kerusuhan di Tolikara http://regional.kompas.com/read/2015/07/20/08071781/Kapolri.Ada.yang.Setting.Kerusuhan.di.Tolikara?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kpopwp 2. Kapolri Nyatakan Insiden Tolikara Berawal dari Kesalahpahaman http://nasional.kompas.com/read/2015/07/20/20263581/Kapolri.Nyatakan.Insiden.Tolikara.Berawal.dari.Kesalahpahaman?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp 3. Menteri Tedjo Nyatakan Tak Ada Surat dari GIDI yang Melarang Shalat
Kisah sangat mengharukan antara hewan dan dua manusia.
Judul tulisan ini kerap menimbulkan reaksi serta merta: jual tanah air, propaganda neolib. Padahal selama ini sudah marak praktek menjual tanah dan air kepada asing. Kita mengekspor bebatuan, logam, mineral, dan pasir. Perusahaan asing mengomersialisasikan air dalam bentuk produk air kemasan. Produk-produk itu dijual ke luar negeri. Kekayaan alam kita itu terbang ke luar, bekasnya adalah bukit
Lapar dan dahaga sebulan penuh Mengingatkan derita kaum papa Memperkokoh kesadaran dan solidaritas Bagi sesama yang kekurangan Lahirkan kebahagiaan hakiki Ketika bisa membahagiakan orang banyak
Rabu, 15 Juli 2015 | 04:01 WIB JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan Ignasisus Jonan mengklarifikasi tudingan pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri, soal ketidakpatuhannya dalam melaksanakan tugas. Jonan membantah pernyataan Faisal yang mengatakan dirinya selalu menolak ajakan rapat oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, apalagi membantahnya secara ketus. “Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tidak
Selasa, 14 Juli 2015 | 19:01 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, menilai, ada sejumlah menteri Kabinet Kerja yang tidak patuh dalam melakukan tugasnya. Menurut Faisal, informasi itu ia peroleh langsung dari dalam lingkaran Istana. Faisal mengungkapkan, menteri yang tidak patuh adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Pertanian Amran
Di blog ini saya sudah dua kali menayangkan tulisan yang membandingkan beberapa indikator ekonomi antara Indonesia dan Timor-Leste. Tulisan pertama berjudul “Timor-Leste Sudah Menyusul Indonesia?” yang bisa diunduh di http://wp.me/p1CsPE-HP. Berdasarkan data World Development Indicators yang diunduh dari website Bank Dunia pada awal tahun 2014, gross national income (GNI) per capita Timor-Leste telah melampaui Indonsia sejak tahun