Kategori: Ketenagakerjaan

Indonesia Telah Menjelma sebagai Pekonomian Jasa


Tak dinyana, Indonesia kian kokoh menjelma sebagai perekonomian jasa. Sudah hampir satu dasawarsa peranan sektor jasa (non-tradables) dalam perekonomian melampaui sektor penghasil barang (tradables). Peningkatan pesat sektor jasa terjadi sejak 2012. Pada tahun 2018 sektor jasa telah memberikan sumbangan sebesar 59 persen dalam produk domestik bruto (PDB). Padahal Indonesia masih tergolong sebagai negara berpendapatan menengah-bawah

Lanjutkan membaca

Mendeteksi Akar Ekonomi dari Radikalisme dan Disharmoni Sosial


Pemerintah mengklaim selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK berhasil mengurangi tingkat ketimpangan sebagaimana tercermin dari penurunan nisbah Gini (Gini ratio). Bahkan pada Maret 2016, nisbah gini sudah turun di bawah 0,4, yang berarti tingkat ketimpangan tergolong baik. Nisbah gini antara 0,4 sampai 0,5 masuk kategori ketimpangan sedang; dan di atas 0,5 tergolong ketimpangan buruk. ŸKecenderungan ketimpangan

Lanjutkan membaca

Mau Pacu Produktivitas? Benahi Ketenagakerjaan


Perubahan struktur perekonomian yang tidak mengikuti pola normal akan membawa konsekuensi pada struktur ketenagakerjaan. Penurunan peranan sektor pertanian dalam produk domestik bruto (PDB) yang tidak diiringi oleh akselerasi industrialisasi membuat pilihan pekerja semakin sangat terbatas, nyaris kecil pindah dari pekerja informal menjadi pekerja formal mengigat tingkat pendidikan mereka sangat rendah. Sektor pertanian lambat laun bertransformasi

Lanjutkan membaca

Petani dan Buruh Tani Menciut, Pindah Kemana?


Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus menurun, dari 39,22 juta pada tahun 2013 menjadi 38,97 juta pada tahun 2014 dan turun lagi menjadi 37,75 juta pada tahun 2015. Usia rerata petani semakin tua. Generasi muda merosot minatnya menjadi petani. Lembaga pendidikan tinggi pertanian memperluas bidang studi ke nonpertanian. Sarjana sekolah pertanian semakin banyak

Lanjutkan membaca

Fenomena Too Poor to be Unemployed dan Memacu Produktivitas Mereka


Pada tulisan sebelumnya (Profil Pendidikan Penganggur yang “Aneh”) terlihat angka pengangguran paling rendah adalah pada kelompok pendidikan SD ke bawah, menyusul kemudian kelompok tamatan sekolah menengah pertama. Sebaliknya, kedua kelompok terbawah inilah yang merupakan mayoritas pekerja walaupun porsinya terus menurun. Pada tahun 2013, porsi pekerja tamatan sekolah menengah pertama ke bawah sebesar 66 persen. Pada

Lanjutkan membaca

Profil Pendidikan Penganggur yang “Aneh”


Pada Agustus 2015 angka pengangguran mencapai 6,18 persen, naik dibandingkan Agustus 2014 sebesar 5,94 persen. Dibandingkan dengan Februari 2015 pun naik, demikian pula jika dibandingkan Februari 2015 dengan Februari 2014, masing-masing 5,81 persen dan 5,70 persen. Untuk mengurangi bias karena faktor musiman, perbandingan sebaiknya dilakukan dengan bulan yang sama. Angka pengangguran tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan

Lanjutkan membaca