Patut dihargai keputusan pemerintah membatalkan pengenaan Dana Ketahanan Energi (DKE) yang dikutip Rp 300 per liter untuk solar dan Rp 200 untuk premium yang rencananya diberlakukan mulai 5 Januari 2016. Menurut penjelasan pemerintah, DKE bakal digunakan untuk mengembangkan energi terbarukan atau energi nonfosil. Dana yang selama ini diperoleh dari “pajak” sebesar 50 dollar AS per
Tag: petroleum fund
Di blog ini saya sudah dua kali menayangkan tulisan yang membandingkan beberapa indikator ekonomi antara Indonesia dan Timor-Leste. Tulisan pertama berjudul “Timor-Leste Sudah Menyusul Indonesia?” yang bisa diunduh di http://wp.me/p1CsPE-HP. Berdasarkan data World Development Indicators yang diunduh dari website Bank Dunia pada awal tahun 2014, gross national income (GNI) per capita Timor-Leste telah melampaui Indonsia sejak tahun
Tingkat kesejahteraan rata-rata penduduk Timor-Leste berdasarkan gross domestic product (GDP) per kapita yang telah disesuaikan dengan purchasing power parity (PPP) dalam international US$ adalah sebesar US$1.709, sepertiga dari Indonesia yang besarnya US$4,956.[1] Namun, jika menggunakan indikator Gross National Income (GNI) per kapita berdasarkan PPP, Timor-Leste sejak tahun 2007 telah menyusul Indonesia. Data terakhir yang tersedia
Perekonomian Timor-Leste tak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Negeri yang sempat menjadi bagian dari Indonesia ini berpenduduk 1,2 juta (Indonesia 246,9 juta). Produk Domestik Bruto (PDB) Timor Leste berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) hanya 2,1 miliar dollar AS (Indonesia 1,2 triliun dollar AS). PDB per kapita berdasarkan PPP Timor-Leste 1.709 dollar AS (Indonesia 4.956
Produksi minyak dewasa ini tinggal sekitar separuh dari tingkat produksi puncak tahun 1980. Sementara itu konsumsi BBM tak terbendung, naik terus dengan cepat. Pada tahun 1980 konsumsi BBM baru sekitar 400 ribu barrel per hari atau hanya seperempat dari tingkat produksi, sedangkan pada tahun 2012 konsumsi BBM naik hampir empat kali lipat dan telah mencapai