Investopedia.com: “A negative interest rate means the central bank and perhaps private banks will charge negative interest: instead of receiving money on deposits, depositors must pay regularly to keep their money with the bank.”
Setidaknya bank sentral beberapa negara telah mengenakan pungutan atau ongkos atas deposit tertentu yang ditempatkan di bank sentral oleh lembaga keuangan.
Dengan menerapkan disinsentif diharapkan lembaga keuangan lebih gencar menyalurkan kredit, mendorong investasi dan konsumsi. Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) juga berharap nilai tukar yen akan melemah sehingga memacu ekspor. Namun, setelah meluncurkan kebijakan suku bunga negatif, nilai tukar yen justru menguat.
Untuk kasus Uni Eropa, penerapan suku bunga negatif oleh ECB menghasilkan peningkatan pertumbuhan. Pada tahun 2013 perekonomian Euro Zone masih mengalami kontraksi 0,4 persen. Setahun berikutnya kembali ekspansi sebesar 0,9 persen, dan tahun lalu naik lagi menjadi 1,5 persen.
Czech Republic, yang menerapkan suku bunga negatif, menunjukkan kinerja lebih baik ketimbang negara-negara bekas komunis lainnya di Eropa. Daya tahan ekonominya berada di zona positif.
Walaupun bank sentral AS (The Fed) telah meningkatkan suku bunga akhir tahun lalu, mulai muncul wacana suku bunga negatif. Lihat misalnya Former Fed President Urges Negative Interest Rates.
Apakah kebijakan fiskal semakin tersisih untuk menggairahkan perekonomian?
Kreativitas kebijakan yg menarik… apakah ini salah satu cara pendekatan supply side, mungkinkah diterapkan utk Indonesia?
Kebijakan suku bunga negatif hanya mungkin kalau inflasi rendah mendekati nol atau deflasi. Kita hanya bisa menurunkan BI rate yang sekarang relatif sangat tinggi.
Hore jepang suku negatif..moga2,keciprataan duit dari jepang
Semoga ada aliran masuk dana dari jepang ke pasar saham dan obligasi.