Omnibus Law: Belajar dari Sprinter Lalu Muhammad Zohri

6 komentar

Foto: Reuters

Kisah Lalu Muhammad Zohri menjadi sprinter tercepat Indonesia sepanjang masa bisa menjadi pembelajaran penting bagi kita semua, juga bagi bangsa ini dalam meniti jalan menuju negara berkemajuan dan berkeadilan.

Anak jatim piatu yang lahir 1 Juli 2000 ini dibesarkan di rumah gubuk berukuran 7X4 meter di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Rumahnya berdinding papan. Zori menghilangkan penat di dipan beralaskan tikar lusuh tak berkasur. Latihan berlari ia lokani tanpa sepatu, dengan asupan gizi seadanya. Ketika mengikuti lomba pertama kali, kakak kandungnya sangat sedih karena tak kuasa membelikan Zohri sepatu lari. Untunglah ada Rosida, guru olahraganya di SMP Negeri 1 Pemenang. Rosida tulus ikhlas membelikan sepatu agar Zohri lebih bersemangat mengikuti lomba.

Zohri menapaki karirnya dari pelari kampung. Dalam segala cuaca, ia berlari sehabis shalat subuh. Berlari, berlari, berlari setiap ada kesempatan, setiap hari. Lomba demi lomba dia lakoni, dari tingkat terendah. Satu demi satu anak tangga dia tapaki sampai kemudian menjadi pelari nomor 100 meter tercepat dengan catatan waktu 10,18 detik dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia pada 11 Juli 2018

Rekor demi rekor dia pecahkan setelah itu, kian mendekati 10 detik. Di Kejuaraan Atletik Asia di Doha, Qatar, Zohri mempertajam rekor menjadi 10,13 detik pada 22 April 2019. Belum genap sebulan, akhirnya ia berhasil mencatatkan waktu 10,03 detik dalam ajang Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019. Walaupun hanya menduduki posisi ketiga, ia lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena menembus batas 10,05 detik yang jadi persyaratan.

**

Memacu ekonomi juga mirip kisah Zohri. Agar ekonomi tumbuh lebih cepat, syaratnya harus disiplin lewat perencanaan yang apik. Untuk menjadi sprinter yang tangguh, pembentukan otot harus optimal seperti binaragawan. Otot-otot dalam ekonomi ialah sektor-sektor dalam perekonomian. Semua sektor harus tumbuh serasi: sektor penghasil barang harus kompetitif, bisa bersaing di pasar internasional dan di pasar domestik dengan produk impor. Sektor jasa turut mendukung sektor barang, bahu membahu. Tidak seperti sekarang yang cenderung berjalan sendiri-sendiri.

Ada satu lagi syarat yang mutlak harus dipenuhi, yaitu jantung harus prima. Jika detak jantung terganggu atau lemah, baru berlari 50 meter sudah ngos-ngosan, bahkan bisa terkapar sebelum menyentuh garis finish.

Jantunglah yang menyedot darah dan memompakannya kembali ke sekujur tubuh secara merata, sehingga seluruh organ tubuh berfungsi secara maksimal.

Jantung ekonomi adalah sektor keuangan. Sampai sekarang sektor keuangan Indonesia masih sangat lemah. Perbankan sebagai pilar utama sektor keuangan hanya mampu memompakan darah 42,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Kemampuan itu tidak sampai separuh kemampuan kebanyakan negara ASEAN dan Emerging Markets lainnya, bahkan lebih rendah dari Myanmar sekalipun.

Kemampuan jantung Indonesia memompakan darah ke sekujur perekonomian belum kunjung pulih dari kemampuan sebelum krisis yang sempat mencapai 62,1 persen.

Sudah enam bulan terakhir pertumbuhan kredit hanya satu digit. Dengan pertumbuhan kredit perbankan serendah itu, niscaya pertumbuhan ekonomi akan terbentur di sekitar lima persenan.

Sektor keuangan lainnya menghadapi hal serupa. Asuransi, khususnya asuransi jiwa, yang merupakan sektor keuangan nonbank yang tergolong besar, sedang mengalami masalah besar. Belum ada tanda-tanda penyelesaian tuntas kasus Jiwasraya dan Asabri. Malahan ada kemungkinan merembet ke perusahaan asuransi lainnya.

Sejumput harapan dari fintek seperti peer to peer lending yang tumbuh sangat pesat. Namun, karena peranannya masih teramat kecil, butuh waktu relatif lama untuk meningkatkan detak jantung perekonomian.

Sejauh ini belum ada langkah nyata untuk memperkokoh jantung utama perekonomian. Omnibus Law tidak menyentuh sama sekali kelemahan ini, padahal itu merupakan salah satu persoalan paling mendasar mengapa pertumbuhan anteng di lima perseran.

Dalam dunia olahraga, banyak atlet yang mengambil jalan pintas dengan melakukan doping. Praktik ini amat berbahaya bagi kesehatan atlet dan merupakan tindakan tidak terpuji.

Perekonomian juga tidak sepatutnya dipacu dengan doping, karena membahayakan bagi perekonomian itu sendiri dan tidak akan menghasilkan peningkatan yang berkelanjutan.

Jangan tempuh jalan pintas dengan menyajikan menu omnibus law.

6 comments on “Omnibus Law: Belajar dari Sprinter Lalu Muhammad Zohri”

  1. Entah mengapa, kita seperti di-“buta”-kan hingga tak mampu melihat betapa dahsyatnya potensi prrgerakan ekonomi UMKM. Sektor yg nyata-nyata tumbuh dan berkembang cukup pesat — terutama dgn kehadiran IoT dan segala disrupsinya — saat situasi ekonomi sekarang ini terseok-seok. Selain tak menyentuh “kesehatan jantung”, omnibus terlalu berkutat untuk memanjakan investasi asing/besar.

    1. Gak ada yg menghambatnya pak Jilal. Saya rasa pemerintah sdh berusaha mendorong termasuk lewat Apps. Coba lah anda main2 ke Shanghai. Waktu saya ke sana bulan desember kemarin, pemda itu memisahkan mana yg boleh di jual di dlm negeri dan mana yg harus di jual ke luar negeri. Saya kaget karena mic buat anak2 ternyata gak bisa di temukan di tempat2 spt mall atau PKL. Kami beruntung bisa membelinya lewat apps spt Ali express atau Alibaba. Jadi kami tanya ke penjual mic dimana bisa kami beli. Lalu penjualnya menyuruh datang ke tempatnya. Saya kaget setengah mati ternyata si penjualnya itu berdagang di PKL dan lebih kaget lagi ternyata barang2 dagangannya dia di taruh di mobil Mercedes terbarunya. DI Indo, mana ada PKL jualan di Toko pedia dsb utk export? Padahal di Indo ada banyak apps utk export. Modal? Gojek gan Grap sanggup memberi pinjaman. Selain 2 perusahaan itu, RI jg punya sistem pembiayaan layaknya spt di negara2 maju.

      Kedua, UMKM makanan pernah di nasihati utk meminta sertifikasi kebersihan dari dep kesehatan spt yg terjadi di Bangkok. Faktanya semua org menolak ide ini. Padahal kalau bersih, org gak takut mencret.

      Ketiga, ada award kelas duia spt Michelin stars dsb yg bisa di pakai utk marketing secara gratis. Sayangnya gak di maksimalkan sama UMKM di Indo. Padahal di Hong Kong dan Macau, banyak org ke sana karena Michelin stars yg sekali makan (saya pernah mencobanya) itu seharga Rp 5 juta per kepala.

      UMKM jg perlu rajin2 ke kedutaan RI di negara2 sahabat utk mencari promo apa yg di punyai tiap kedutaan. Sayangnya gak satupun yg memanfaatkan ini. Saran saya sih hubungin kedutaan2 Indo di negara2 yg bukan negara maju. Kalau di negara2 maju, ekspektasi consumernya itu tinggi karena daya beli mereka tinggi. Jadi sulit bersaing. Nah kalau jualan ke Bangladesh yg ekonominya baru berkembang biasanya consumernya itu baru melihat fungsi bukan fungsi, estetika dan harga.

      Ekpansi ke luar negeri jg bisa di dpt dgn gratis kalau tau ada perusahaan2 di luar negeri yg sedang bermasalah. Semakin bermasalah sebuah perusahaan semakin murah harganya bahkan bisa gratis. jadi perlu pengetauhuan akunting utk mencari perusahaan yg undervalue.

      jadi jgn cuma mengeluh terus. Fail to plan is plan to fail. No Pain No Gain.

      Semoga bermanfaat.

  2. Credit growth di Australia mencapai titik terendah dlm 10 tahun terakhir utk Fiscal year 2020.

    “Credit growth hits lowest point in 10 years”
    https://www.savings.com.au/home-loans/credit-growth-hits-lowest-point-in-10-years

    Selandia Baru jg creditnya 6.2% lebih rendah dari tahun lalu
    “Latest Reserve Bank monthly figures show mortgage credit growth remains above 6%, while non-bank lending has surged in the past month’
    https://www.interest.co.nz/property/97879/latest-reserve-bank-monthly-figures-show-mortgage-credit-growth-remains-above-6-while

    Prospek perusahaaan di Asia pasific di prediksi negatif utk fiskal year 2020.
    Fitch Ratings: Prospects for Asia-Pacific Corporates Turning More Negative in 2020
    https://www.fitchratings.com/site/pr/10105201

    Makro ekonomi di AS jg prospeknya gak cemerlang di tahun 2020
    Fitch Rtgs: US Banks See Further Macro Downside, Normalizing Credit in 2020
    https://www.fitchratings.com/site/pr/10102657

  3. Sebenarnya pak ada yg bisa kita lakukan utk menaikan ekonomi (intinya pahami dulu how finance works) yakni.

    1.Menghidupkan networking melalui

    a.keanggotaan gerakan non-blok. Ada 100 negara di sana kalau kita bisa ubah jadi ASEAN ke 2 akan lebih baik. Cuma 1 yg harus di waspadai yakni White Supremacy. Pasti si Trump gak bakal rela ekonomi mereka di salib.

    BUMN Ri bisa dpt modal gratis dari negara2 non block yakni dgn cara kita jual teknology lalu JV dgn yg punya SDA. Barangnya nanti di jual ke negara2 non-block dgn model JV lagi. RI bisa jualan satelite City lengkap dgn infrastrustur di sana spt kereta dsb. Tapi BUMN harus menghire CEOnya dari asing yg kalau perlu di beri passport RI jika mereka kerjanya bagus. Tujuannya spy karyawan BUMN di mandorin dgn baik. Biar kepala Holding Company BUMN di jabat org Indo. Modelnya spt di Timur tengah.

    Intinya kita jualan sesama anggota saja.

    b. Memperlebar networking ke negara2 Afrika. Sistemnya bisa di lakukan dgn cara yg sama.

    2. BUMN RI utk investasi di genjot utk mencari produk finance yg bagus. Goldman Sachs itu akan menginvestasikan dananya di Asia pacific bukan eropa (karena pertumbuhan stagnan) atau Amerika (Macra ekonomi Amerika di pandang akan memburuk di tahun 2020) spt yg bisa di lihat dari Al-jazeera.

    Yg akan di investasikan ke Aspac oleh Goldman Sachs
    a. INfrastruktur
    b. Perumahaan
    c. saham

    Dan ini perlu kajian mendalam spy jgn sampai salah pilih. Banyak produk finance yg underprice.

    3. Memaksimalkan asset di dlm negeri spt
    a. Memperbaiki tata kota sehingga harga tanah meningkat dan membuka lebar2 pintu asing utk bisa lease apartment, kondo dsb. Meningkatnya harga tanah dan masuknya asing akan membutuhkan pekerja vokasi yg massive. Utk menjamin harga property tdk jatuh maka tenaga vokasi itu harus di standarisasi skillnya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.