Apakah Benar Perekonomian Indonesia Dikuasai Asing?

76 komentar

asing
independensi.com

Salah satu isu panas yang hampir selalu mengemuka menjelang pemilihan umum adalah sentimen anti asing. Gejala xenophobia pada umumnya terkait dengan privatisasi badan usaha milik negara (BUMN) dan penguasaan sumber daya alam.

Bertaburan gambar yang menunjukkan betapa Tanah Air kita dari Sumatera hingga Papua dicengkeram oleh asing. Tengok saja bendera pada kedua gambar pertama di tulisan ini. Sebetulnya masih ada lagi yang bisa ditambahkan agar bendera asing lebih berjejal, yaitu hampir semua operator seluler besar di Indonesia dimiliki asing. Hanya Telkomsel yang saham mayoritasnya di tangan pihak Indonesia, yakni oleh PT Telkom (persero).

asing-2
kompas.com

Data membuktikan justru sebaliknya. Sentuhan asing di Indonesia sangat kecil. Investasi di Indonesia tidak pernah didominasi oleh asing. Penanaman modal langsung oleh asing (direct foreign investment) hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan pembentukan modal tetap bruto (gross fixed capital formation/GFCF).

Bandingkan dengan Malaysia yang nisbah FDI terhadap GFCF-nya sekitar tiga kali lipat Indonesia dan Vietnam–yang notabene negara Komunis–empat kali lipat Indonesia pada periode 2011-16. Filipina yang juga relatif kurang diminati asing pun lebih besar dari Indonesia. Peranan asing dalam pembentukan modal tetap bruto Indonesia berada di bawah rerata Asia sepanjang periode observasi. Bahkan terhadap Bolivia yang di bawah rezim sosialis pimpinan Presiden Juan Evo Morales Ayma, Indonesia jauh lebih rendah.

Screen Shot 2018-09-11 at 15.38.06

Data terbaru dari Bloomberg masih menunjukkan kecenderungan serupa. Di antara negara Emerging Markets di Asia Tenggara, Indonesia paling rendah dalam menarik investasi langsung asing dalam persentase terhadap PDB. Pada triwulan II-2018, investasi langsung asing yang mengalir ke Indonesia mengalami kemerosotan sebesar 12,9 persen dari triwulan yang sama tahun lalu–penurunan pertama kali sejak 2011–yang membuat Indonesia berada di peringkat  buncit di anntara negara-negara tetangga Asia Tennggara relatif terhadap ukuran perekonomiannya. Untuk menggambarkan Indonesia “salah arah” dalam menarik modal asing, Bloomberg memilih judul berita: “Indonesia Is Flirting With the Wrong Foreign Money.”

Pada tahun 2018 investasi asing langsung merosot cukup tajam. Demikian pula investasi asing dalam bentuk portofolio.

Screen Shot 2018-09-13 at 21.55.27

Benar adanya akumulasi penanaman modal asing langsung di Indonesia kian meningkat terhadap PDB. Peningkatan pesat terjadi pada kurun waktu 2011-2016. Sekalipun demikian, tetap saja peranan asing di dalam perekonomian Indonesia tidak setinggi kebanyakan negara tetangga. Pada tabel di atas, Indonesia hanya lebih tinggi ketimbang Filipina.

Perbandingan dengan lebih banyak negara dan kelompok negara menunjukkan hal serupa.

Di Indonesia yang lebih dominan adalah BUMN. Hampir semua sektor didominasi BUMN/BUMD: listrik, gas, air bersih, pertambangan, minyak mentah, kilang minyak, perbankan, asuransi, konstruksi, bandara, pelabuhan, kereta api, jalan tol, pompa bensin, pupuk, dan konstruksi. BUMN juga cukup besar di beberapa jenis usaba seperti garam, semen, baja, semen, gula, perkebunan, penangkapan ikan, maskapai penerbangan, angkutan laut, dan angkutan darat.

Tak ketinggalan, negara ikut merambah bisnis perhotelan, perdagangan, properti, konsultan bisnis, sekuritas, pusat perbelanjaan, industri kaca, industri perkapalan, dan banyak lagi.

Indonesia lambat laut mengarah ke  kapitalisme negara.

[Dimutakhirkan pada 10 Februari 2019, pk. 04:29.]

76 comments on “Apakah Benar Perekonomian Indonesia Dikuasai Asing?”

    1. Pemodal langsung kecil tapi pemodal tak langsung cukup besar kan pak? Otomotif. Kurang paham saya.karena nyatanya kita tidak bisa mandiri dalam menetukan arah kebijakan pembangunan ekonomi. Pasal 33 hanya lips saja sepertinya.

    2. Tks untuk data yg realistis ini.
      Akan saya gunakan utk menjelaskan pada mereka yg menerima info yg tidak tepat.

  1. Ini data benar kita..tapi tetap aja banyak yg nyiyir kalau kita di kuasai aseng dan asing..yunjukan kebenaran ini pak faisal.

  2. Lebih ke SDM nya sih klo pandangan orang awam …
    Data memang bener di kuasai asing , tp kan tetap rantai ekonomi ke rakyat juga …
    Pertanyaanya , klo bukan asing yg kelola apakah pemerintah indonesia sendiri sanggup memaksimalkan ?
    Hehee just pendapat … Sekalian bertanya 😂😂

    Koreksi klo ada salahh🙏

  3. Gimana degan kondisi emerging market mengalami pertumbuhan, tapi di sektor rill tidak mengalami pertumbuhan. Apakah bakalan terjadi krisis?

  4. Yang saya bisa tangkap dari uraian Penulis adalah bahwa, pertama, investasi LN itu kecil saja, yang besar itu justru utang LN-nya. Kedua, pelaku bisnis lebih banyak Negara (BUMN) daripada Swasta. Ketiga, kalau dianalisis para pelaku bisnis di pihak Swasta didominasi warga keturunan

    1. Tulisan saya sangat sederhana dan terbatas pada peran asing dan BUMN yang cukup mendominasi. Soal warga keturunan sama sekali tidak saya bahas. Demikian juga soal utang luar negeri.

      1. Bang Faisal cuma menekankan “kapitalisme Negara” yang sebenarnya nyata, kan? Hal yang rawan ketika aturan dan tata laksana “nominee”-nya kusut seperti yang sudah berlangsung sejak doeloe hingga now. CMIIW, bang 🙏

  5. Suatu data yang dibutuhkan dalam pemilu agar masyarakat melihatnya lebih realistis dan tidak dijejali oleh informasi yang menyesatkan. Terima kasih pak Faisal
    (saya mhs bapak di ext UI Tahunn1990)

  6. Saya jadi bertanya2, apakah kita butuh modal asing? Bila TIDAK, dibubarkan saja BPKM dan gak usah promo/pameran di luarnegri.

    1. Hampir tidak ada negara yang menutup diri dari modal asing. China dan AS sekalipun. Menunggu kita sanggup dalam segala hal mungkin semacam fatamorgana. Ikhwal asing harus diseleksi, sepenuhnya saya setuju.

  7. Memang tdk dikuasai asing tp dikuasai aseng.. Data boleh dibantah tp realita dilapangah tdk terpatahkan.
    Jgn sok hebat menganalisa sperti ahli ekonomi tp tetap hrs waspada krn sesal kemudian tiada berguna.
    Bukan untuk kita krn kita sudah merasa cukup tp untuk anak cucu kedepan jgn sampe menjadi babu di negri sendiri akibat kesalahan analisa para terdahulu krn menganggap penguasaan ekonomi oleh aseng sbg hal biasa.. Padahal ini bahaya laten yg suatu saat pribumi akan menjadi org marginal dan tersingkirkan.

      1. Nice response bang Faisal 👍👍👍
        Thanks atas data n analisanya

  8. Terima kasih mas Faisal Basri. Penjelasan yang singkat padat dan berisi. Penjelasan spt ini blm banyak diketahui oleh publik, padahal sangat penting dan dibutuhkan publik agar kampanye bbrp pihak soal asing itu tdk menyesatkan

  9. Sependek pengetahuan saya bahwa untuk membangun negara yang kuat secara ekonomi memang dibutuhkan modal yang besar tetapi bukan berarti kita menghalalkan sistem ekonomi kapitalis, kita semua tahu bahwa masyarakat kita 60 % hidup dan bergantung pada sektor pertanian dan 80 % berada di pedesaan yang jauh dari akses permodalan, jika negara menerapkan sistem kapitalisme, sama saja negara membunuh rakyatnya sendiri, padahal jelas bahwa uud pasal 33 negara diamanatkan untuk mengelola sumberdaya alam demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pengusahs/pemilik modal, maaf jika saya keliru mohon dikoreksi, wassalam

  10. Dear Pak Faisal,

    Mengapa persentasi FDI terhadap GFCF Indonesia di periode 2000-04 -3.3, apakah FDI outflow-nya lebih besar pada periode tersebut?

    Terima kasih.

    1. Terima kasih sama-sama. Saya selalu berusaha mencantumkan sumber data agar siapa pun bisa menghitung sendiri. Di era kebebasan informasi, memang kita kian sulit menyaring berita. Yang terbaik adalah mencari sumber data yang kredibel.

  11. BUMN gak ada yang ekspor, malah BUMN banyak impornya ; pesawat, equipment gedung, alat berat infrastruktur dll.
    Yang bisa ekspor perusahaan swasta atau asing di indonesia. Jadinya dollar melemah terus.

  12. Bang Faisal…dulu sy penggemar Abang dan pak Amien Rais pd jaman reformasi…kita jg pernah papasan di lift salah satu hotel bintang 5 di Casablanca dan mohon maaf wkt itu sy lg buru2 kaki Bang Faisal sempat terinjak kaki saya…hehehe…anyway…walaupun skrg kita berseberangan dukungan…dimana sy skrg condong mendukung ke Incumbent…krn so far kenyataannya ga ada yg lbh baik dr beliau…sy cm mau blg sm Abang utk ttp menyuarakan kebenaran…krn Incumbent ttp hrs dikritik…tetapi kritik yg membangun dgn data yg faktual…sehingga bs mendidik rakyat Indonesia ke arah yg baik…tp seandainya Abang ditawari oleh Incumbent utk menduduki salah satu posisi di kabinet Nawacita 2 apakah Abang bersedia???…krn kl sy lihat di artikel ini…Bang Faisal ttp konsisten dan faktual dlm membahas kondisi perekonomian Indonesia…sy jg pengen tahu apakah Abang jg bs berkontribusi buat bangsa ini…krn sy suka sekali dgn ide2 Bang Faisal wkt Indonesia msh krisis di 98…salam Reformasi…!!!

  13. Untuk mengerti dan memahami tulisan bapak ini sebagai bagian dari orang awam di ilmu ekonomi saya harus banyak membaca tentang apa dulu ya pak.

    1. Mungkin bisa membaca bunu tentang ekonomi pembangunan yang ringan. Prof. Boediono pernah menulis buku Sinopsis Ekonnomi Pembangunan. Pembahasannya sederhana. Banyak pula buku sejenis dalam versi Bahasa Indonesia.

  14. Kadang2 kita perlu mendapatkan informasi dan pencerahan dari pakar dan ahli yg lebih netral sehingga lebih objektif menilai kondisi negara ini. Terima kasih banyak pak Faisal

  15. Mat malam mas Faisal, terima kasih tulisan yg sangat bagus dgn data yang akurat, ilmiah menambah pengetahuan n pencerahan bagi sy & publik. Sy Irianto di Jayapura, semoga msih ingat kita pernah sama2 di Bonn Jerman,98

  16. Pagi Pak Faisal Basri. Saya awam ekonomi, boleh diberikan pencerahan lebih dalam sedikit? Saya baru ngeh dari tulisan Bapak (walau tidak heran banget) bahwa asing tidak dominasi ekonomi Indonesia. Btw dominasi BUMN di ekonomi Indonesia apakah jelek Pak? Kapitalisme negara ini kalo beneran ada, kira2 lebih banyak dampak buruk atau baiknya ya Pak agar negara dan kita antisipasi?

  17. Singkat namun mencerahkan. Komentar saya : justru prihatin, berarti Indonesia masih sangat kurang diminati untuk investasi langsung ya? Walaupun investment grade kita semakin baik, tapi sepertinya baru kelihatan di portofolio dan proyek BUMN saja. Mudah-mudahan setelah ini Bang Faisal Basri ada kesempatan mengulas bagaimana agar peran swasta lebih meningkat dan lebih dominan dibandingkan negara (BUMN). Terima kasih Bang. Semoga sehat selalu.

  18. Melihat data ini, adalah sebuab harapan sekaligus tantangan terkait pengelolaan kapitalisme negara yang dimaksud itu. Bagaimana memaksimalkan potensi dari hulu hingga hilir, sampai transparansi neraca keuangan di tiap perusahaan negara, kontribusi langsung terhadap pembangunan, dan tentu saja muaranya ada pada kesejahteraan rakyat yang merata, dengan memperpendek jurang kesenjangan ekonomi. Makasih pak

  19. Data yang membanggakan atau malah mengerikan. Jadi pesimis dengan bonus demografi yang sering disebut di beberapa media massa maupun sosial.

  20. Sebenarnya modal asing ataupun aseng dan transfer teknologi sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa ini, akan tetapi jangan sampai seperti saat ini penguasaan korporasi2 swasta dikuasai oleh aseng, boleh memiliki saham tetapi janganlah mayoritas. Banyak bangsa di dunia ini seperti jepang, amerika korporasi2nya dikuasai oleh mereka sendiri bukan bangsa lain, asing ataupun aseng ikut memiliki tetapi tidak dominan.Bandingkan dengan kita yang pemilik top koperasi dikuasai mayoritas oleh asing dan aseng.

  21. Sebenarnya modal asing ataupun aseng dan transfer teknologi sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa ini, akan tetapi jangan sampai seperti saat ini penguasaan korporasi2 swasta dikuasai oleh aseng, boleh memiliki saham tetapi janganlah mayoritas. Banyak bangsa di dunia ini seperti jepang, amerika korporasi2nya dikuasai oleh mereka sendiri bukan bangsa lain, asing ataupun aseng ikut memiliki tetapi tidak dominan.

  22. Pernah dihitung belum Bang Faisal kontribusi bendera asing terhadap PDB Indonesia di seluruh sektor (manufaktur, perdagangan, jasa) sehingga kita kira2 punya gambaran yang sedikit lebih utuh ketimbang FDI semata dan seberapa dalam intrusi produk yang mrk kuasai dalam hajat hidup bangsa Indonesia?

  23. Terima kasih Pak Faisal untuk info yg cukup menarik dan berisi. Saya ada satu pertanyaan Pak. Ini kan daftar BUMN yg memang cukup besar, namun tetapi fakta bahwa semua perusahaan itu berupa BUMN kan tak berarti bahwa semua pendapatannya masuk kepada negara? Ada kan juga aset pribadi. Apalagi, jika misalnya bahkan 51% aset dimiliki negara, itu hanya berarti bahwa bagian negara dalam penyuaraan adalah 51%, itu tidak berarti bahwa mereka akan menujukan 51% dari uangnya ke negara. Harap Pak menjelaskan situasi ini, terima kasih!

    1. Terima kasih sama-sama.
      Betul sekali, tak semua laba masuk kas negara. Bergantung pada kepurusan pemerintah yang merupakan pemegang saham 100% atau mayoritas. Setoran BUMN ke kas negara kian lama kian kecil, jauh lebih kecil dari pendapatan cukai rokok.

  24. Saya baru baca di tulisan salah satu guru besar UGM tentang “Teknologi dan Geopolitik Pangan” yang menyebutkan bahwa “Saham asing pada industri air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua mencapai 74%, AMDK merek Ades (100%), rokok kretek Dji Sam Soe (100%), kecap/sirup/saus ABC (65%), teh Sariwangi (100%), kecap Bango (100%), makanan ringan Taro (100%), susu/makanan bayi SGM (82%), biskuit Helios/Nyam Nyam (100%).

    Hal-hal semacam ini —saham 100% atau katakanlah >50% saham produk-produk pangan milik asing — apa saja dampaknya ke stabilitas nasional, pak?
    Terimakasih..

    1. Belajor dari kasus Rusia yang sedang memerangi Ukraina, ketika perusahaan-perusahaan asing hengkang dari Rusia, kelangkaan di dalam negeri Rusia terjadi dan harca-harga melonjak.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.