“Seolah-olah Pak Boediono jadi Cawapres itu, maharnya Century,” terang dosen Universitas Indonesia.
Padahal menurut dia, Boediono belum tentu bersalah dalam sewaktu membailout Century. Dibanding dua inisiator hak angket Bank Century, M. Misbakhun dan Bambang Soesatyo, Faisal lebih percaya kepada Boediono.
“Misbhakun kok dipercaya. Saya lebih percaya kredibilitas Pak Boediono ketimbang Bamsoet (sapaan Bambang Soesatyo) dan Misbhakun. Tapi kalau ada bukti yang menyebutkan Pak Boediono ngambil duit, saya yang di depan (melawan, red),” terang dia.
Karenanya, dia lagi-lagi mengatakan jika Century ini memang sengaja digulirkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendiskreditkan seseorang dan atau pihak-pihak lain.
“Jadi target akhirnya SBY. Karena, konstruksinya Boediono jadi Wapres maharnya kasus Century ini. Dan uang yang dialirkan ke Century sebagian dialirkan ke Partai Demokrat. Jadi dibuat seakan Century adalah wadah atau sumber untuk mengalirkan dana ke Demokrat atau SBY,” demikian Faisal, yang pernah maju pada Pilgub DKI Jakarta dari jalur independen.
Sejauh ini, KPK baru menetapkan mantan Deputi V bidang pengawasan Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka dalam kasus Century. Dia diduga menyalahgunakan wewenang dalam pemberian FPJP kepada Bank Century pada 2008 dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
Akhir Desember 2012, Ketua KPK Abraham Samad mengatakan kepada Tim pengawas Bank Century di DPR bahwa Budi dan mantan Deputi Gubernur BI Siti Fajriah merupakan pihak yang bertanggung jawab atas kerugian negara yang timbul terkait Century. [zul]
Pak, kalau boleh tahu diskusi ini siapa yang mengadakan yah?
Yang mengundang saya kalau tak salah namanya Forum Diskusi Ekonomi Politik, penggagaskan Sdr. Azwar Zulkarnaen.
Saya kok setuju dengan bang Faisal. Sudah mengenal pak Boed sejak lama.