Saya baru pertama kali berjumpa dan berdiskusi dengan Mas Gita Wirjawan ketika diundang untuk mengisi podcast yang ia asuh: Endgame.
Banyak topik yang dibahas secara mendalam. Waktu merembet tak terasa hingga senja menjelang. Mas Gita piawai menggali dan menggali hingga tuntas hingga tak ada lagi yang menggantung. Pertanyaan-pertanyaannya sangat tajam dan tak terduga, membuat saya terdiam sejenak sebelum menjawabnya.
Beberapa hari kemudian, Mas Gita mengundang saya ke kantornya di kawasan SCBD, berdiskusi lebih bebas dan santai dengan beberapa kawan lain.
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
5 comments on “Jangan Tunggu 2045: Musuh Kita adalah Perangkap Semenjana; Prioritas Kita Berbenah, Bukan Pindah”
Terima kasih banyak Pak Faisal Basri. Terima kasih sudah membantu menjelaskan topik yang kompleks menjadi mudah dipahami. Terima kasih atas ilmu yang dibagikan dan menjadi inspirasi. Semoga Bapak sehat selalu dan semoga Tuhan membalas segala kebaikan Bapak. Terima kasih Pak.
Sehat selalu Bang Faisal dan Pak Gita: sangat mencerahkan.
Fokus ke “ekonomi produktif” tapi banyak kebocoran salah satunya: moral. Saya setuju untuk memperbaiki “prasyarat” dan “moral” itu. Apa kesulitan utama untuk menjalankan itu? Terima kasih.
Saya membaca tulisan hatta dan soekarno mengenai kearah Indonesia merdeka dan menuju Indonesia merdeka. Hemat saya tujuan pembangunan versi mereka dalam Indonesia merdeka adalah merubah struktur sosial sehingga feodalisme dan struktur masyarakat kapitalis berubah.
TAPI MENGAPA PEMBANGUNAN KITA TAK PERNAH SERIUS MENGAGENDAKANNYA? YAG TERJADI JUSTRU MENGUKUHKAN KESENJANGAN DAN MEMBURUKNYA STRUKTUR SOSIAL. AKIBAT KEGAGALAN TRANSFORMASI SOSIAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN INI MAKA FORMASI SOSIAL INDONESIA MERDEKA HANYA MIMPI.
Apakah bung faisal punya resep mencapai tujuan daulat rakyat kata hatta atau marhenisme kata soekarno, maksud saya, manual teori dan praktek seperti apa yang harus dilakukan oleh perencana dan penganggaran agar tujuan bernegara bangsa seperti yang digambarkan para pendiri republik dapat direalisasikan.
Maaf, saya mengganggu bung faisal dengan pertanyaan ini….
Terima kasih banyak Pak Faisal Basri. Terima kasih sudah membantu menjelaskan topik yang kompleks menjadi mudah dipahami. Terima kasih atas ilmu yang dibagikan dan menjadi inspirasi. Semoga Bapak sehat selalu dan semoga Tuhan membalas segala kebaikan Bapak. Terima kasih Pak.
Terima kasih sama-sama. Semoga kita semua beroleh kekuatan untuk ikut serta berbuat bagi Indonesia yang lebih baik. Salam sehat selalu.
Sehat selalu Bang Faisal dan Pak Gita: sangat mencerahkan.
Fokus ke “ekonomi produktif” tapi banyak kebocoran salah satunya: moral. Saya setuju untuk memperbaiki “prasyarat” dan “moral” itu. Apa kesulitan utama untuk menjalankan itu? Terima kasih.
Terima kasih banyak. Salam sehat selalu.
Saya membaca tulisan hatta dan soekarno mengenai kearah Indonesia merdeka dan menuju Indonesia merdeka. Hemat saya tujuan pembangunan versi mereka dalam Indonesia merdeka adalah merubah struktur sosial sehingga feodalisme dan struktur masyarakat kapitalis berubah.
TAPI MENGAPA PEMBANGUNAN KITA TAK PERNAH SERIUS MENGAGENDAKANNYA? YAG TERJADI JUSTRU MENGUKUHKAN KESENJANGAN DAN MEMBURUKNYA STRUKTUR SOSIAL. AKIBAT KEGAGALAN TRANSFORMASI SOSIAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN INI MAKA FORMASI SOSIAL INDONESIA MERDEKA HANYA MIMPI.
Apakah bung faisal punya resep mencapai tujuan daulat rakyat kata hatta atau marhenisme kata soekarno, maksud saya, manual teori dan praktek seperti apa yang harus dilakukan oleh perencana dan penganggaran agar tujuan bernegara bangsa seperti yang digambarkan para pendiri republik dapat direalisasikan.
Maaf, saya mengganggu bung faisal dengan pertanyaan ini….
Salam Sehat dan bahagia
Rusdi