Rabu kemarin (1/11), saya menghadiri seminar bertajuk “Indonesia Tourism Outlook 2018: Prospek dan Persoalan Pariwisata di Indonesia.” Seminar dibuka dengan piddato kunci oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Pada sesi panel diskusi pertama dengan tema “Global and Regional Outlook,” saya diminta membahas/menjawab tujuh persoalan sebagai berikut: (1) Pariwisata sebagai “new economy” dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
Kategori: Tourism
Daya beli (purchasing power) merupakan sekedar istilah, bukan teori. Menurut Oxford Dictionary of Economics, puchasing power adalah “The amount of real goods and services each unit of money will buy. Purchasing power is thus the reciprocal of a suitable price index: if prices go up, the purchasing power of money goes down.” Definisi tidak jauh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir dengan misi khusus, bukan sekedar bisnis biasa. Karena, pada dasarnya negara ada bukan untuk berbisnis, m elainkan memajukan perekonomian secara keseluruhan serta memberdayakan dan menyejahterakan rakyatnya. Lihat Konsep Holding BUMN Berbahaya dan Menyesatkan. Betapa besar peranan BUMN untuk mempertajam bisnisnya sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengakselerasikan pembangunan, misalnya
Pesawat Garuda dari bandara Soekarno-Hatta ke Palembang siang tadi penuh tanpa satu kursi pun kosong. Keluar dari pintu kedatangan bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, poster di bawah menyambut. Memasuki kota Palembang, lalulintas tersendat karena di sepanjang jalan sedang dibangun konstruksi LRT. Suasananya mirip dengan di beberapa ruas jalan di Jakarta yang sedang dalam tahapan konstruksi
Kemarin (1 Maeret 2016) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia. Kepala BPS mengatakan bom Thamrin memengaruhi kunjungan wisman. Lihat Bom Thamrin Pengaruhi Kunjungan Wisatawan. Pada Januari 2016, jumlah wisman turun 17,44 persen dibandingkan Desember 2015. Data yang disampaikan Kepala BPS merujuk pada kunjungan orang asing secara keseluruhan, meliputi
Pemerintah gencar menarik turis mancanegara dengan mengobral bebas visa. Lihat Memacu Werman dengan Bebas Visa?. Pemerintah tidak menuntut penerapan azas timbal-balik dari negara yang memperoleh status bebas visa dengan alasan supaya orang Indonesia tidak semakin mudah melancong ke luar negeri. Bagi masyarakat kelas atas Indonesia berbagai kendala tak jadi masalah. Pengurusan visa diserahkan kepada agen perjalanan.
Tahun 2015 sampai November, wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia berjumlah 8,8 juta, naik 3,2 persen dibandingkan kurun waktu yag sama tahun lalu. Jika jumlah turis asing yang masuk pada Desember 2015 naik 10 persen (sangat optimistik) dibandingkan bulan yang sama tahun 2014, maka untuk keseluruhan tahun 2015 jumlahnya 9,8 juta, sehingga belum menembus