Kemarin (1 Maeret 2016) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia. Kepala BPS mengatakan bom Thamrin memengaruhi kunjungan wisman. Lihat Bom Thamrin Pengaruhi Kunjungan Wisatawan. Pada Januari 2016, jumlah wisman turun 17,44 persen dibandingkan Desember 2015.
Data yang disampaikan Kepala BPS merujuk pada kunjungan orang asing secara keseluruhan, meliputi wisatawan reguler; WNA yang masuk melalui Pos Lintas Batas; dan WNA pengunjung singkat lainnya (<1 tahun) yang terdiri dari tidak untuk bekerja (wisman lansia, diklat, dakwah/rohaniawan, penelitian), dan bekerja paruh waktu ( konstruksi, konsultan, instruktur, dll).
Jika kita batasi pada wisman reguler, penurunannya sebesar 20 persen, dari 913.828 menjadi 740.570. Jumlah wisman reguler menyumbang sekitar 90 persen dari keseluruhan kunjungan orang asing ke Indonesia.
Bom Thamrin boleh jadi menjadi salah satu penyebab penurunan. Namun, penurunan pada bulan Januari dibandingkan Desember tahun sebelumnya selalu terjadi, karena bulan Desember adalah puncak kunjungan wisatawan setiap tahun. Bahkan tahun Januari tahun lalu penurunannya lebih tinggi, yaitu 21 persen, dibandingkan dengan Desember tahun sebelumnya.
Bukan kali ini saja kepala BPS berspekulasi tentang data yang dikeluarkan oleh instansinya sendiri. Lihat di sini.
Ada baiknya BPS menahan diri untuk menganalisis data yang dirilisnya sendiri.
Tampaknya BPS pelu lbh hati2 dalam menghubungkan bbr variabel… biar gak terkesan hanya spekulasi.
Saya jadi teringat tulisan tentang terkait tekanan kurs Rupiah bersifat sementara dan Aliran Modal Asing ke Indonesia oleh Gubernur BI Bapak Agus Marto, dimana data yang ditunjukkan Bapak Faisal sebaliknya, boleh jadi komentar tersebut dikeluarkan karena kesibukan pimpinan, yang seharusnya kesibukan itu untuk menyelesaikan akar masalah sehingga berdampak pada komentar yang jelas menguasai permasalahan bukan sebaliknya
Semoga ke depan tidak terjadi lagi salah baca data.