Kategori: Agriculture

Sesat Pikir Menteri Pertanian


Polisi menangkap kapal yang menyelundupkan 30 ton beras dan 5 ton gula pasir di perairan Batam, Kepulauan Riau (Kompas. 29 jauari 2016, hal.15). Lihat Penyelundupan Beras dan Gula. Entah sudah berapa banyak beras, gula pasir, jagung, kedelai, dan bahan pangan lainnya yang sudah masuk ke Indonesia secara ilegal. Betapa menggiurkan laba yang diraup dari bisnis gelap

Lanjutkan membaca

Menohok ke Akar Masalah


Harga pangan di pasaran internasional mengalami kecenderungan menurun. Namun harga pangan impor di Indonesia menunjukkan kecenderungan sebaliknya. Peraga di bawah menunjukkan perkembangan harga empat jenis pangan yang produksinya di dalam negeri lebih rendah dari konsumsi sehingga sebagian harus dipenuhi dengan mengimpor. Keempat komoditas pangan itu sekedar contoh. Banyak lagi yang menunjukkan kecenderungan serupa. Beras juga

Lanjutkan membaca

Tol Laut dan Nasib Pilu Petani


Pemerintah telah maju selangkah dalam merealisasikan konsep tol laut. Pada tanggal 11 Desember 2015, untuk pertama kalinya KM Camara Nusantara I, kapal khusus ternak, bersandar di pelabuhan Tanjung Priok mengangkut 353 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur. Dengan kehadiran kapal khusus ternak ini diharapkan harga daging sapi bisa ditekan karena ongkos angkut jauh lebih murah.

Lanjutkan membaca

Harga Pangan (Terutama Beras) Mengancam Penduduk Miskin


Tahun 2015 ditandai oleh bencana El Niño dan kebakaran lahan terlama dan terparah. Pulau Kaliman tan dan Sumatera paling menderita akibat kebakaran lahan. Perekonomian Kalimantan pada triwulan III-2015 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif, sedangkan pertumbuhan ekonomi Sumatera terburuk kedua. Dampak El Niño lebih merata. Berbulan-bulan tidak turun hujan menyebabkan kekeringan di seluruh Indonesia, menyebabkan gagal

Lanjutkan membaca

Carut-marut Pengelolaan Pangan Nasional


Selama Mei-Agustus 2015, bahan makanan merupakan punyumbang terbesar laju inflasi, yakni rata-rata sebesar 52,2 persen. Penyebabnya sangat terang benderang. Tidak ada lonjakan permintaan, kecuali menjelang lebaran lalu. Tak ayal, penyebab utamanya adalah pasokan yang seret. Sesumbar Menteri Pertanian bahwa produksi berbagai jenis pangan meningkat patut dipertanyakan. Karena yakin produksi naik, Menteri Pertanian mengendalikan impor dengan

Lanjutkan membaca

Syarat Indonesia Bangkit Sungguhan dan Melaju: Pendongkrak Utama (I)


Negara-negara yang sangat maju di dunia niscaya memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang atau terdepan dalam bidang tertentu. Amerika Serikat memiliki Microsoft, Apple, unggul dalam indusri pesawat terbang, dan menjadi pusat keuangan dunia. Jerman dan Jepang memiliki industri otomotif terkemuka, Korea memiliki industri elektronik kebanggaan seperti Samsung dan LG, China menguntit di berbagai bidang. Singapura mampu menyejahterakan rakyatnya dengan

Lanjutkan membaca

Bahan Makanan Penyumbang Inflasi Terbesar Selama 4 Bulan Terakhir


Gembar gembor swasembada pangan dan peningkatan produksi sejumlah produk pertanian patut dipertanyakan. Logikanya, kalau produksi meningkat cukup signifikan, harga setidaknya tidak naik, apalagi kalau sudah swasembada. Kenyataan menunjukkan dalam empat bulan terakhir, andil kelompok bahan makanan terhadap inflasi sangat dominan, rata-rata sekitar 50 persen. Pada bulan Mei andil bahan makanan terhadap inflasi sebesar 56 persen. Bulan berikutnya naik

Lanjutkan membaca

Kekayaan Buah Tropis Kita


Pagi ini sarapan berbagai buah yang tersaji di restoran salah satu hotel di Bangkok, persis di sebelah lokasi ledakan bom minggu lalu. Semua buah dicicipi. Ada langsat, markisa, pisang, rambutan, pepaya, semangka, dan lengkeng. Semua buah yang saya cicipi rasanya kalah dengan buah-buahan tropis kita. Duku Palembang dan langsat Pontianak jauh lebih nikmat. Markisa Brastagi dan

Lanjutkan membaca

Ancaman Ketahanan Pangan


Sejak tahun 2007 Indonesia memasuki era baru, era defisit produk pertanian. Impor produk pertanian lebih besar ketimbang ekspor produk pertanian. Pemburukan sektor pangan kita tercermin dari kemerosotan peringkat global food security index, dari urutan ke-64 (2012) menjadi ke-66 (2013) dan ke-72 (2014). Salah satu penyebab penurunan food security adalah ancaman penciutan lahan pertanian. Dua gambar di bawah

Lanjutkan membaca