Carut-marut Pengelolaan Pangan Nasional

2 komentar

Selama Mei-Agustus 2015, bahan makanan merupakan punyumbang terbesar laju inflasi, yakni rata-rata sebesar 52,2 persen.

Penyebabnya sangat terang benderang. Tidak ada lonjakan permintaan, kecuali menjelang lebaran lalu. Tak ayal, penyebab utamanya adalah pasokan yang seret. Sesumbar Menteri Pertanian bahwa produksi berbagai jenis pangan meningkat patut dipertanyakan.

Karena yakin produksi naik, Menteri Pertanian mengendalikan impor dengan ketat. Lihat: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/24/104534626/Mentan.Klaim.Hemat.Rp.50.Triliun.berkat.Pengendalian.Impor.Pangan.

Karena teramat yakin Indonesia surplus beras, menteri Pertanian menolak impor beras. Lihat: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/31/121100826/Menteri.Amran.Tolak.Tawaran.Impor.Beras.dari.Thailand

Padahal nyata-nyata Indonesia mengalami dampak sangat buruk akibat El Niño.

Ternyata harga beras merangkak naik dan dampak El Niño diperkirakan bakal panjang. Akhirnya pemerintah akan mengimpor beras 1,5 juta ton dari Thailand. Lihat: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/24/175509926/Elnino.Pemerintah.Kembali.Impor.Beras.1.5.Juta.Ton.dari.Thailand

Sama halnya dengan daging sapi. Mentan meyakini pasokan daging sapi cukup sehingga kuota impor tidak perlu ditambah.

Namun, beberapa waktu kemudian berubah. Lihat http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/08/18/203126326/Pemerintah.Siap.Buka.Keran.Impor.200.000.Ekor.Sapi?utm_campaign=related&utm_medium=bp&utm_source=bisniskeuangan&

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/24/151708926/Indonesia.Akan.Impor.11.000.Sapi.Indukan.dari.Australia

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/19/082727526/Kemendag.Tambah.Kuota.Impor.Sapi?utm_campaign=related&utm_medium=bp-kompas&utm_source=bisniskeuangan&

Bukan hanya beras dan daging sapi. Beberapa bahan pangan lainnya mengalami hal yang mirip.

Kita tentu amat senang kalau dapat mengurangi impor pangan. Yang penting usaha keras dan terukur, bukan hanya gembar-gembor. Akhirnya nanti masyarakat berpendapatan rendah yang paling terkena dampaknya berupa kenaikan harga-harga pangan yang mencekik daya beli mereka.

Tidak ada jalan pintas, simsalabim.

Jangan gampang menjadikan mafia sebagai kambing hitam. Yang harus dibenahi adalah manajemen pasokan, distribusi, dan tata niaga.

2 comments on “Carut-marut Pengelolaan Pangan Nasional”

  1. Kapan tata niaga pertanian secara keseluruhan bisa seperti Australia? dimana petani disana merupakan orang yang sukses secara materiil…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.