,Dari berbagai penjelasan pemerintah belakangan ini muncul kesan kuat bahwa pertumbuhan ekonomi bakal lebih tinggi pada semester kedua 2015 karena penyerapan anggaran akan lebih tinggi. Proyek-proyek infrastruktur bakal mulai berjalan lancar. Belanja modal bakal terealisasi. Seberapa jauh keyakinan itu memiliki pijakan kuat? Komponen produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran terdiri dari (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga, (2) pengeluaran konsumsi
Kategori: Infrastructure
Di tengah pemburukan berbagai indikator ekonomi yang berpotensi membuat sovereign rating Indonesia merosot, setidaknya dengan outlook berubah dari stable menjadi negative, PT Pelindo II (persero) menerbitkan obligasi global (global bonds) dengan hasil yang cukup membanggakan. Obligasi senilai 1,6 miliar dollar AS terdiri dari seri I bertenor 10 tahun senilai 1,1 miliar dollar AS dan seri
Pada 2001, konsumsi listrik per kapita Indonesia masih di atas India dan Vietnam. Sepuluh tahun kemudian, kedua negara itu sudah menyusul Indonesia. Selama kurun waktu 2001-2011, pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia hanya naik 1,6 kali atau 63,5 persen, sedangkan di India naik 1,7 kali atau 74,5 persen dan di Vietnam naik 3,2 kali lipat atau
Peranan sektor industri manufaktur dalam produk domestik bruto terus menurun, dari titik tertinggi 29 persen tahun 2001 menjadi hanya 23,7 persen tahun 2013. Transaksi perdagangan produk manufaktur sudah mengalami defisit sejak 2008 dan terus memburuk dengan cepat hingga 2014. Hanya dalam waktu empat tahun, defisit perdagangan manufaktur naik lebih dari dua kali lipat, dari 24,4
Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, menyatakan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan garis pantai 95.181 kilometer, terpanjang keempat di dunia, gugusan 17.500 pulau membentuk zamrud khatulistiwa. Dengan laut hampir dua pertiga keseluruhan wilayah Indonesia seluas 5,2 juta kilometer persegi, sungguh lautlah yang merajut pulau-pulau itu menjadi negara kesatuan maritim Indonesia. Laut bukan penghambat sehingga harus dibangun
Pemerintah akan segera menaikkan tarif jalan tol secara nasional. Tarif tol lebih leluasa diubah setelah tidak lagi ditetapkan oleh presiden dengan Keppres, melainkan cukup dengan keputusan menteri. Investor jalan tol dijamin bisa menikmati kenaikan tarif tol setiap dua tahun sekali. Para operator jalan tol selalu berhujah ongkos operasional selalu naik, jadi tarif harus selalu disesuaikan,
Pepatah “sedia payung sebelum hujan” agaknya perlu dipikirkan sebagai salah satu bentuk stimulus untuk meredam kemerosotan pertumbuhan ekonomi lebih jauh, syukur kalau bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kembali di atas 6 persen. Salah satu pilihan yang bisa dibidik ialah pembenahan paket infrastruktur jalan dan selokan di perkotaan dan perdesaan. Ratusan atau bahkan mungkin ribuan kilometer jalan
“……. Untuk itu dibutuhkan perubahan pola pikir (mindset) yang didasari oleh semangat “Not Business As Usual”.” (MP3EI, hal. 20) “Perubahan pola pikir paling mendasar adalah pemahaman bahwa pembangunan ekonomi membutuhkan kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan Swasta (dalam semangat Indonesia Incorporated). Perlu dipahami juga kemampuan pemerintah melalui ABPN dan APBD dalam pembiayaan pembangunan sangat terbatas. Di
Jalan lintas Sumatera (Tran-Sumatrera highway) non-tol telah nyata dampak positifnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) melakukan kajian pertengahan tahun 1980-an dipimdin oleh DR. Iwan Jaya Azis. Saya kebetulan salah seorang anggota penelitinya. Sayang jalan yang dibiayai dengan utang dari pemerintah Jepang ini kurang terpelihara sehingga banyak ruas yang rusak