Menghadapi Kemungkinan Terburuk

Belum ada komentar

The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat, hari minggu (15/3) melakukan langkah dramatis dengan memangkas suku bunga acuan (the Fed Funds Rate) sebesar 100 basis poin sehingga meluncur ke kisaran 0 persen (batas bawah) dan 0,25 persen (batas atas). Padahal belum genap dua minggu (3 Maret) The Fed menurunkan bunga acuan sebesar 50 basis poin. Langkah drastis ini serupa dengan yang dilakukan The Fed ketika menghadapi krisis finansial global tahun 2008.

Tidak hanya itu. The Fed juga meluncurkan program quantitative easing (QE) baru berupa pembelian surat utang pemerintah (U.S. Treasury bonds) setidaknya bernilai 500 miliar dollar AS dan sisanya pembelian mortgage-backed securities.

The Fed memandang langkah darurat harus ditempuh untuk meredam wabah coronavirus yang telah menekan kehidupan masyarakat dan mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.

Dua hari sebelumnya Presiden Donald Trump mendeklarasikan coronavirus sebagai darurat nasional dan menggelontorkan dana federal sebesar 50 miliar dollar AS untuk mengatasi coronavirus.

Tekanan berat terhadap perekonomian yang dipicu oleh wabah yang sudah menjadi pandemik dan telah menerjang 162 negara tidak pernah terjadi sebelumnya. Faktor psikologis sangat dominan, sehingga resep ekonomi standar tampaknya belum bertaji. Sehari setelah keputusan The Fed menurunkan suku bunga acuan, justru pasar saham AS kembal terjun bebas. Dow Jones melorot nyaris 13 persen atau hampir 3.000 poin dan sempat dihentikan sementara selama 15 menit beberapa detik setelah pembukaan pasar.

Keesokan harinya Gedung Putih mengeluarkan jurus tambahan berupa paket stimulus jumbo senilai 850 miliar dollar AS untuk menghindari perekonomian AS terjun bebas menuju resesi. pasar saham bereaksi positif. Indeks Dow Jones naik 5,2 persen dan S&P naik 6 persen. Hari Selasa itu Dow Jones ditutup di aras 21.237 dan S&P 2.529.

Sementara itu wadah coronavirus di Eropa kian parah. Dalam sehari, 531 orang terenggut nyawanya di seluruh Eropa pada 15 Maret, sekitar 80 persen dari kematian di seluruh dunia. Sampai 15 Maret, pengidap coronavirus di Eropa mendekati dua pertiga dari seluruh yang terjangkit di luar China.

Sejauh ini berbagai prediksi tentang dampak wabah coronavirus terhadap perekonomian global cukup beragam. kebanyakan kajian menunjukkan dampak yang relatif kecil atau moderat.

Kajian OECD meyakini bahwa wabah coronavirus tidak akan menyeret perekonomian dunia ke jurang resesi. Sebagian besar negara yang pertumbuhannya terkoreksi tahun ini akan rebound tahun 2021.

Untuk Indonesia, pertumbuhan tahun 2020 akan terpangkas 0,2 persen dari 5,0 persen menjadi 4,8 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat menjadi 5,1 persen pada tahun 2021.

Proyeksi OECD ini tampaknya belum memperhitungkan terjadinya epidemik global.

Asian Development Bank baru saja mengeluarkan kajian dampak coronavirus terhadap negara-negara Asia. Yang paling terdampak adalah Maldives, Cambodia, dan Thailand. Dampak terhadap Indonesia relatif kecil dengan menggunakan worse-case scenario sekalipun, mirip dengan kajian OECD.

Dampak kemerosotan sektor turisme terhadap produk domestik bruto (PDB) bagi Indonesia juga relatif kecil dibandingkan dengan Thailand, Singapura, Vietnam, dan Filipina.

Jika Indonesia berhasil mengendalikan penyebaran coronavirus dengan dengan strong public health response, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan merosot tahun ini di kisaran 4,5 persen akan cepat rebound.

Sejauh ini indeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah terkoreksi cukup dalam. Dibandingkan posisi akhir tahun lalu, sampai hari ini (18/3) IHSG terkoreksi 31,6 persen.

Menarik untuk mencermati peraga di bawah yang menunjukkan kemampuan mengendalikan penyebaran coronavirus menghasilkan kinerja pasar saham yang lebih baik.

Dalam dua hari terakhir, Nnlai tukar rupiah telah bertengger di atas Rp15.000 per dollar AS dan kian mendekati titik terendah Rp15.253 pada 11 Oktober 2018.

Kepemimpinan yang cepat tanggap dan mampu meyakinkan masyarakat dan pasar dalam menghadapi krisis akan sangat membantu pemulihan ekonomi. Kita berharap dengan begitu bisa melampaui krisis berat ini melewati V-shape, bukan U-shape.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.