1. Buku yg sangat disarankan untuk dibaca: Thomas Peketty, “Capital in the Twenty-First Century.” pic.twitter.com/qC8LTd8c5l
2. Buku ini mengupas sejarah inequality di dunia berdasarkan riset mendalam dgn gunakan data yg blm pernah dipakai dlm penelitian sebelumnya.
3. Dijelaskan dengan gamblang penyebab inequality dan solusinya untuk mewujudkan dunia yg lebih egaliter.
4. AS merupakan negara maju yg paling timpang pendapatannya. 10% terkaya menikmati 45-50% pendapatan nasional. Naik tajam dr 35% thn 1970an.
5. Penelitian terbaru oleh Saez, porsi pendapatan 10% terkaya di AS naik lagi menembus 50%, tepatnya 50,4%.
6. Perkembangan ketimpangan di AS 1910-2010, juga negara maju lainnya, membentuk huruf U (U shape). pic.twitter.com/fTqvZmhUyz
7. Walau tak ada dlm index, Indonesia muncul di salah satu figure (p.327). Ketimpangan kita lbh buruk dr China & India.
8. Dgn data koefisien Gini, pola ketimpangan Indonesia juga membentuk huruf U. pic.twitter.com/acWb6Xserw
9. Dengan menggunakan top-20, Indonesia juga membentuk huruf U. pic.twitter.com/OS0yPOAUZF
10. Ketimpangan di Indonesia yg pakai data pengeluaran saja kian memburuk. Akan jauh lebih memburuk kalau pakai data pendapatan.
11. Mengapa Indonesia ikut pola AS yg rajanya timpang? Karena Indonesia ikut jalur AS: financially-driven capitalism.
Iya pak, saya pernah pegang aja bukunya (buku yg bapak berikan ke temen saya Arief), mau baca gak bisa karena pake bahasa inggris. semoga ada edisi terjemahnya.
Setahu saya belum ada terjemahannya. Semoga segera ada yang bersedia menerjemahkannya.
Pak Faisal, secara berkala saya mengikuti dan belajar pemikiran ekonomi pak Faisal, baik dari buku maupun dari blog ini. Walau banyak gak pahamnya tapi tetap sya baca. Namun, kesan sya pak, tulisan bapak terkesan target pembacanya adalah para pengambil kebijakan. sementara saya hanya rakyat biasa, yg sehari-hari jualan daging ayam kampung di Kota Malang, dan jelas2 tidak punya akses untuk berkontribusi pada desain kebijakan itu. Pak Faisal, bagaimana saya mempergunakan ilmu (pemikiran) bapak dalam konteks diri saya sebagai rakyat biasa?
Pak Nathan yb.
Salah satu harapan saya dari tulisan-tulisan selama ini adalah untuk lebih memahami kondisi perekonomian khususnya dan bernegara umumnya: apa yang sedang terjadi, mengapa terjadi, dan apa yang diperkirakan bakal terjadi. Saya mencoba untuk melihat masalah dari sisi lain dengan menggunakan berbagai data yang tersedia dan mencoba untuk menganalisisnya.
Ada pula yang bertujuan unuk menggugah kita semua. Misalnya soal pengendalian tembakau. Semoga para pengambil keputusan ada yang mendengar dan mengubah kebijakan yang kurang baik.
Terkadang juga sebagai masukan bagi pembaca. Misalnya kemungkinan suku bunga naik yang niscaya memengaruhi kehidupan kita semua.
Terima kasih.
Terima kasih pak Faisal atas respon-nya. uraian bapak diatas menjadi introduction bagi saya pribadi untuk terus menelaah pemikiran ekonomi pak Faisal Basri. Saya berasumsi, walau rakyat biasa harus melek literasi ekonomi, agar bisa mengerti seperti yg bapak sampaikan:apa yang sedang terjadi, mengapa terjadi, dan apa yang diperkirakan bakal terjadi.