Cukup banyak perkembangan lumayan menggembirakan dalam dua minggu terakhir di awal tahun 2014. Nilai tukar rupiah menguat dari Rp 12.242 per dollar AS di awal tahun menjadi Rp 12.047 pada 13 Januari 2014. Pada hari Senin (13/1) indeks harga saham melonjak 135,8 poin menjadi 4.390,771, menjadikan pertumbuhan year on year (yoy) dan year to date (ytd) positif,
Bulan: Januari 2014
Testimoni untuk kitabisa.co.id –> https://www.youtube.com/watch?v=IPBj0lb6jxU Sambutan atas deklarasi Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) –> https://www.youtube.com/watch?v=kul2E0JYrWc Pesan kepada Anak Muda Indonesia (MM Young on Top) –> https://www.youtube.com/watch?v=ZZxM8OrUOVs
Tiga pemilihan umum pasca reformasi selalu menimbulkan banyak masalah teknis seperti daftar pemilih tetap, keterlambatan pengiriman logistik, kecurangan sewaktu pencoblosan dan penghitungan suara, pelanggaran masa kampanye, politik uang, tinta penanda, korupsi penyelenggara pemilu, dan banyak lagi. Namun, yang patut disyukuri, persoalan-persoalan teknis prosedural itu terselesaikan sehingga tak pernah sampai mengganggu jadwal pemilu hingga pelantikan anggota DPR,
Pemilihan umum di Indonesia pasca reformasi tergolong aman, tak bergejolak, dan tak menimbulkan silang sengketa berkepanjangan. Kondisi itulah barangkali yang membuat jumlah turis pada tahun penyelenggaraan pemilu yang tergolong panjang (dari masa kampanye sampai pemilihan presiden) tidak mengalami penurunan, bahkan selalu lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya. Peningkatan paling tajam terjadi pada tahun pemilu 2004. Apakah
Tingkat kesejahteraan rata-rata penduduk Timor-Leste berdasarkan gross domestic product (GDP) per kapita yang telah disesuaikan dengan purchasing power parity (PPP) dalam international US$ adalah sebesar US$1.709, sepertiga dari Indonesia yang besarnya US$4,956.[1] Namun, jika menggunakan indikator Gross National Income (GNI) per kapita berdasarkan PPP, Timor-Leste sejak tahun 2007 telah menyusul Indonesia. Data terakhir yang tersedia
Catatan: berdasarkan arsip punulis, tulisan ini dibuat tahun 2003. Tidak ingat untuk apa tulisan ini dibuat. Isinya tak jauh dari kondisi dewasa ini. Boleh jadi isi tulisan ini mencerminkan kegundahan penulis terhadap arah perjalanan ekonomi Indonesia pascakrisis. Semoga bermanfaat. *** Krisis ekonomi sudah memasuki tahun keenam. Negara-negara tetangga yang juga mengalami derita serupa pada tahun
Perekonomian Indonesia telah mengalami perlambatan selama lima triwulan berturut-turut. Sudah lima triwulan berturut-turut pula pertumbuhan investasi (pembentukan modal tetap bruto) mengalami penurunan, dari 12,3 persen pada triwulan II-2012 menjadi hanya 4,5 persen pada triwulan III-2013. Sementara itu, motor pertumbuhan ekonomi utama, konsumsi rumah tangga, hanya turun tiga triwulan berturut-turut sejak triwulan terakhir 2012, tetapi naik
Apakah pesta kembang api dan dentuman mercon yang mengharu biru pada penutupan tahun 2013 bisa menjelma sebagai gairah baru tahun 2014? Apakah keriangan masyarakat menyongsong tutup tahun merupakan pertanda optimisme menapaki hari-hari baru walaupun tampaknya tak akan lebih sepi dari tantangan? Apakah gelombang pelancong yang memadati obyek-obyek wisata di Tanah Air yang semakin membludak bakal