Malfungsi Jantung Perekonomian

10 komentar

Telah berulang kali disampaikan dalam berbagai tulisan di blog ini maupun dalam beberapa buku yang sudah saya terbitkan bahwa memahami ekonomi bisa dianalogikan dengan tubuh manusia. Salah satu organ vital dalam tubuh adalah jantung. Tugasnya adalah menyedot darah dan memompakannya kembali ke sekujur tubuh. Jika fungsi jantung prima, maka setiap organ tubuh memperoleh aliran darah yang cukup dan detak jantung teratur.

Dalam perekonomian jantung bisa dianalogikan dengan sektor keuangan, khususnya perbankan. Bank berfungsi menyedot dana dari masyarakat dalam bentuk dana pihak ketiga (DPK) berupa giro, tabungan, dan deposito. Dana yang terhimpun dipompakan kembali ke dalam perekonomian dalam bentuk pinjaman atau kredit.

Sayangnya, jantung perekonomian Indonesia tak kunjung optimal, sejak sebelum krisis ekonomi 1998 sekalipun, bahkan sangat lemah dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan jauh lebih rendah dari rerata negara berpendapatan menengah-bawah (lower-middle income). Sampai kini, kondisi jantung perekonomian belum kunjung pulih dari kondisi sebelum krisis 1998.

Wabah COVID-19 semakin memperlemah jantung perekonomian. Perbankan kian kikir menyalurkan kredit, padahal dana masyarakat yang disedotnya terus mengalir deras.

Lalu, ke mana uang yang dikumpulkan perbankan tetapi tidak disalurkan dalam bentuk kredit? Ternyata yang terbanyak dibelikan surat utang negara (SUN). Sebelum pandemi berkecamuk, 26,9 persen surat utang negara berdenominasi rupiah (local currency central government bonds). Persis setahun setelah pandemi mulai tercatat masuk Indonesia, porsi pembelian SUN oleh perbankan naik cukup tajam menjadi 37,9 persen, membuatnya sebagai pembeli terbesar, mengalahkan investor asing.

Kalau keadaan ini terus berlanjut, jangan terlalu banyak berharap segera terjadi pemulihan ekonomi. Organ-organ perekonomian sulit bangkit karena kekurangan darah.

Jangan jadikan pandemi sebagai kambing hitam jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tak kunjung beringsut dari sekitar 5 persen.

10 comments on “Malfungsi Jantung Perekonomian”

  1. “insecure people” sebesar 52.8 persen dan organ-organ masih Mal fungsi berat yauntuk menurunkan presentase insecure people dan pertumbuhan ekonomi pun tidak lebih dari 5 persen. terima kasih pencerahanya bang

  2. Sistem kerja asal bos senang masih akut dalam pemerintahan.. akhirnya semua laporan terlihat indah diatas kertas

  3. Dear pak Faisal,
    Mengenai kredit growth, terlihat penurunan drastis terjadi pada tahun 2014 sampai tahun2 setelahnya, dmn ketika itu global economy tdk kondusif. Apakah krn efek global ya pak? Atau sektor andalan Indonesia selama ini (komoditas) sudah mati?
    Thanks pak.

    1. Mas Fajar yb, penurunan kredit jika dibandingkan dengan GDP (credit to GDP ratio) terus turun sejak setelah krisis. Sejauh pengamatan saya ini terjadi karena tak kunjung terjadi konsolidasi perbankan. Efek global mungkin ada namun fundamen perbankan kita yang jadi masalah utama. Beberapa tahun terakhir credit to GDP ratio melandai.

  4. ijin komen pak basri, kinerja perbankan kita menurut hemat saya berat karena:
    1. Bekerja dengan kebijakan interest rate yang tinggi (baik di sisi savings atau loans). Sampai kapan kebijakan moneter ini digunakan untuk menarik tabungan masyarakat,
    2. Dana Savings yang masuk ke bank masih sangat kecil dalam bentuk Savings (artinya dana iddle yang bisa dioperasikan dalam jangka lebih dari satu tahun). Terobosan untuk meningkatkan National Savings masih rendah (angka unbanked population dibawah 50% (BPS))
    3. Kinerja buruk penyaluran ke UMKM (padahal ekonomi UMKM >90% ekonomi di Indonesia). Bank mencari aman dengan penyaluran kredit ke perusahaan besar atau pembelian SUN.

  5. Saya pikir pihak bank lebih memilih mengalokasikan dananya untuk membeli surat utang negara karena lebih aman daripada menyalurkan kredit pada pengusaha yang beresiko terjadi kredit macet. Apalagi dimasa pandemi ini sektor wirausaha lagi lesu. Mungkin pemerintah perlu membuat peraturan yang membatasi pembelian SUN oleh perbankan

Tinggalkan Balasan ke faisal basri Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.