
Di zaman yang kian sibuk dan kompetitif ini, nilai-nilai materialisme kian mengemuka. Uang tidak lagi sekedar menjadi alat untuk mempermudah hidup, melainkan sudah menjadi ukuran tentang sejauh mana hebat atau papanya seseorang. Maka uang tidak lagi menjadi budak kita, tapi sudah menjadi majikan kita. Orang-orang pun berlomba untuk memperoleh sebanyak mungkin uang dengan segala cara. Sampai-sampai ada pandangan kaya itu mulia, dan bagaimana kekayaan itu diperoleh tidak lagi terlalu penting. Kalau di dunia usaha, kita semua maklum itu sudah dari dulu, mekipun banyak juga pengusaha yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral. Tapi kalau pandangan itu juga dianut oleh para pemegang mandat rakyat, baik itu di eksekutif, legislatif maupun yudikatif, maka menjadi sangat berbahaya karena akan memacu korupsi.
Kita semua tahu, korupsi adalah kanker ekonomi. Tidak ada negara yang bisa maju kalau dijerat korupsi. Negara kapitalis bisa maju, dan ternyata negara komunis pun bisa, asalkan korupsinya dikendalikan. Tapi di negara teokratis (berdasarkan agama) pun pasti bangkrut kalau korupsi merajalela. Bersih-tidaknya aparat penyelenggara negara sesungguhnya lebih penting ketimbang struktur kenegaraan dalam menentukan maju-tidaknya negara yang bersangkutan.
Kalau kita mau sejenak menengok sejarah, ternyata ada teladan-teladan nyata yang secara jelas menunjukkan hidup bisa dinikmati secara bersahaja. Para petinggi Republik yang memilih hidup bersih, jujur, dan antikorupsi, tentu saja harus rela hidup serba lebih terbatas secara materi. Namun kenyataannya hal itu sama sekali tidak mengurangi, malah sebaliknya menambah, kemuliaan mereka. Para pejabat korup bukan cuma tidak berguna, tapi mereka sesungguhnya bagian dari persoalan bangsa. Dengan tidak mengejar-ngejar materi, para tokoh bangsa sederhana ini pun menjadi bagian dari solusi, kekuatan murni yang mendekatkan rakyat Indonesia ke cita-cita Proklamasi, yakni Masyarakat Adil dan Makmur.
Ijin menyimak dengan seksama bapak, terimakasih & salam kenal ๐
Dengan senang hati. Terima kasih banyak.
bisa beli bukunya dimana Pak Faisal?
Bisa WA ke Udi Pungut (0812 8322257) atau Fidah (0852 16892049).
Pak, saya abu rery, mahasiswa yang saat ini sedang ingin membuat buku tentang pejuang kemerdekaan maluku pak, disini saya lihat ada pak Johanes leimena bisa minta sedikt kisah soal beliau pak? sebab saya sendiri belum mampu untuk membeli bukunya pak.
Saya kirim bukunya, ya. Tolong kirim alamat via email faisal.basri@gmail.com
assalamualaikum pak faisal,semoga senantiasa dlm lindungan Allah swt, apakah bukunya masih ready pak?
Wa’alaikumussalam wrwb.
Pak Yusuf Uno yang baik, ya, masih tersedia.
Maaf pak, kalau mw pesan bukunya lewat mana yah? Terima kasih
Mohon maaf saya baru buka kembali blog. Mas Yusuf, silakan kontak Saptariana 08164800148.
Very descriptive article, I liked that bit. Will there be a part 2?
50 Lions slot offers 10 free spins for landing 3 or extra scatter symbol
on reels 1, 2, and 3.
Sangat menginspirasi.. Sehat dan sukses selalu pak Faisal.. Salam dari kami di Papua.
Pengen sekali membaca bukunya. Masih ready pak??
Hormat kami
Syafiuddin
Yayasan Rumah Komik
085343282833
Pak Syafiuddin yang baik, dengan senang haai saya mengirimkan buku Untuk Republik. Mohon alamat lengkapnya.
Selamat pagi Pak Faisal, saya seorang guru sejarah, boleh pesan buku ini pak ? saya sangat tertarik dengan buku ini dan ingin sekali membaca dan membagikan kisah-kisah tokoh besar republik ini untuk peserta didik saya, terima kasih pak, sehat selalu untuk bpk.
Selamat siang Ibu Nani. Jika berkenan silakan menghubungi Sdri. Ria 08164800148. Ini juga kontak unduk WA.
Terima kasih banyak. Salam Sehat selalu
Tabik
faisal Basri
Baru tahu ada buku ini. Tertarik dan sudah pesan online. Keren Mas Faisal.
Terima kasih banyak. Sudah amat langka sosok-sosok yang diceritakan dalam buku ini.