Catatan: Pagi ini (30/10) Bank Mandiri menyelenggarakan Seminar Reformasi Perpajakan: “What Next After Tax Amnesty.” Saya diminta sebagai salah satu pemapar dengan tajuk “Reformasi Pajak untuk Peningkatan Kapasitas Fiskal.
Berikut bahan yang saya persiapkan, dalam bentuk pdf.
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
Dalam beberapa kali kesempatan sebelumnya saya menemukan bahwa pernyataan Bang Faisal konsisten dalam mengamati kondisi perpajakan Indonesia, diantaranya: turunnya tax ratio, mendorong industrialisasi sektor informal dan perbaikan-perbaikan dalam internal institusi pajak. Apakah ada hal yang realistis mengenai mendorong industrialisasi sektor informal Pak?terutama dalam jangka waktu 5 tahun misalnya, makasih
Untuk meningkatkan basis pajak, tentu saja fondasinya harus kuat. Untuk itu, perlu:
(1) upaya keras untuk memformalkan sektor informal, memperbesar pekerja informal. Dewasa ini lebih banyak pekerja informal dari pekerja formal.
(2) mengakselerasi industrialisasi karena sektor industri menyumbang hampir sepertiga penerimaan pajak. Lebh dari itu, sektor industri memiliki koefisien pajak relatif tinggi yaitu 1,5. Artinya, jika penaran sektor industri naik satu persen, sumbangan industri dalam penerimaan pajak naik 1,5 persen. Ada beberapa industri yang perlu diprioritaskan, yaitu: (a) industri makanan & minuman,(b) industri farmasi, kimia, dan obat herbal, (c) industri komputer, optik, peralatan elektronik, (4) industri alat angkut. Kalau hendak ditambahkan, industri yang berbasis sumber daya alam yang sampai sekarang terus melemah.
(3) Meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan industrialisasi di pedesaan dengan menggunakan teknologi tepat guna.
Mengkaselerasi industrialisasi sektor informal langkahnya bagaimana ya pak?yang kongkret alias bisa dilakukan sekarang…
Penyerap pekerja formal terbesar adalah sektor industri. Oleh karena itu akselerasi industrialisasi jadi keniscayaan. Tentu banyak lagi, misalnya mempermudah penguasaha mendirikan badan hukum usaha.
Maaf Pak, hampir mengulang sebuah pertanyaan untuk memperjelas, melihat peringkat ease of doing business cukup baik walaupun beberapa indikator masih jalan di tempat, kemudian langkah mengakselerasi itu seperti apa ya Pak dg keadaan sekarang?misal membuat kawasan-kawasan industri baru dengan memberikan insentif misalnya penurunan PPh pengalihan atau BPHTB (terkait lahannya), seperti di Cina dimana cukup terkenal home industri yang cukup baik, terima kasih
Seharusnya pemerintah berani ambil langkah ‘tidak populer’ untuk membuat Program Pembiayaan atau Injeksi dana secara besar-besaran ke sektor manufaktur yang walau ada risiko di-cap pro pengusaha dan lain-lain tetapi paling tidak lebih dapat diestimasi kemungkinan potential return yang signifikan terhadap pemasukan negara dan peningkatan PDB, daripada menggelontorkan dana besar-besaran membangun proyek-proyek infrastruktur yang masif tapi prediksi besar returnnya masih abstrak atau kalaupun bisa diprediksi tetapi signifikansi dari besar returnnya tidak jelas terhadap pendapatan negara maupun peningkatan PDB.
Program ‘pembiayaan’ ini pun bisa sekaligus meningkatkan pertumbuhan di dua sektor yaitu sektor manufaktur dan sektor perbankan ,karena sebagaimana diketahui penggelontoran dana ke suatu sektor umumnya dilakukan via perbankan .
Kita ingin jadi negara industri tapi anehnya agak malu-malu untuk berani ambil langkah besar-besaran menggelontorkan dana masif ke sektor manufaktur.
Ijin share pak. Tks
Dengan senang hati
Dalam beberapa kali kesempatan sebelumnya saya menemukan bahwa pernyataan Bang Faisal konsisten dalam mengamati kondisi perpajakan Indonesia, diantaranya: turunnya tax ratio, mendorong industrialisasi sektor informal dan perbaikan-perbaikan dalam internal institusi pajak. Apakah ada hal yang realistis mengenai mendorong industrialisasi sektor informal Pak?terutama dalam jangka waktu 5 tahun misalnya, makasih
Terima kash untuk komentarnya.
Untuk meningkatkan basis pajak, tentu saja fondasinya harus kuat. Untuk itu, perlu:
(1) upaya keras untuk memformalkan sektor informal, memperbesar pekerja informal. Dewasa ini lebih banyak pekerja informal dari pekerja formal.
(2) mengakselerasi industrialisasi karena sektor industri menyumbang hampir sepertiga penerimaan pajak. Lebh dari itu, sektor industri memiliki koefisien pajak relatif tinggi yaitu 1,5. Artinya, jika penaran sektor industri naik satu persen, sumbangan industri dalam penerimaan pajak naik 1,5 persen. Ada beberapa industri yang perlu diprioritaskan, yaitu: (a) industri makanan & minuman,(b) industri farmasi, kimia, dan obat herbal, (c) industri komputer, optik, peralatan elektronik, (4) industri alat angkut. Kalau hendak ditambahkan, industri yang berbasis sumber daya alam yang sampai sekarang terus melemah.
(3) Meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan industrialisasi di pedesaan dengan menggunakan teknologi tepat guna.
Semoga menjawab sebagian yang ditanyakan.
Mengkaselerasi industrialisasi sektor informal langkahnya bagaimana ya pak?yang kongkret alias bisa dilakukan sekarang…
Penyerap pekerja formal terbesar adalah sektor industri. Oleh karena itu akselerasi industrialisasi jadi keniscayaan. Tentu banyak lagi, misalnya mempermudah penguasaha mendirikan badan hukum usaha.
Maaf Pak, hampir mengulang sebuah pertanyaan untuk memperjelas, melihat peringkat ease of doing business cukup baik walaupun beberapa indikator masih jalan di tempat, kemudian langkah mengakselerasi itu seperti apa ya Pak dg keadaan sekarang?misal membuat kawasan-kawasan industri baru dengan memberikan insentif misalnya penurunan PPh pengalihan atau BPHTB (terkait lahannya), seperti di Cina dimana cukup terkenal home industri yang cukup baik, terima kasih
Seharusnya pemerintah berani ambil langkah ‘tidak populer’ untuk membuat Program Pembiayaan atau Injeksi dana secara besar-besaran ke sektor manufaktur yang walau ada risiko di-cap pro pengusaha dan lain-lain tetapi paling tidak lebih dapat diestimasi kemungkinan potential return yang signifikan terhadap pemasukan negara dan peningkatan PDB, daripada menggelontorkan dana besar-besaran membangun proyek-proyek infrastruktur yang masif tapi prediksi besar returnnya masih abstrak atau kalaupun bisa diprediksi tetapi signifikansi dari besar returnnya tidak jelas terhadap pendapatan negara maupun peningkatan PDB.
Program ‘pembiayaan’ ini pun bisa sekaligus meningkatkan pertumbuhan di dua sektor yaitu sektor manufaktur dan sektor perbankan ,karena sebagaimana diketahui penggelontoran dana ke suatu sektor umumnya dilakukan via perbankan .
Kita ingin jadi negara industri tapi anehnya agak malu-malu untuk berani ambil langkah besar-besaran menggelontorkan dana masif ke sektor manufaktur.