Bayangkan apa yang bakal terjadi seandainya dua kilang minyak di dalam negeri tiba-tiba mengalami kerusakan sehingga berhenti berproduksi pada waktu yang bersamaan. Walaupun kemungkinan seperti itu sangat kecil, namun kita harus mengantisipasinya.
Australia pernah mengalaminya. Pernah juga terjadi kecelakaan lalulintas di Australia yang menimpa truk tangki BBM. Setelah diselidiki ternyata ada kerusakan pada truk tangki yang membuat otoritas memeriksa seluruh truk tangki yang beroperasi di salah satu negara bagian. Tak ayal, pasokan BBM di negara bagian itu terganggu beberapa hari.
Di tengah ketegangan yang meningkat di berbagai kawasan, kita harus lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk. Ketegangan di Korea, Laut China Selatan, dan Timur Tengah berpotensi mengganggu pasokan minyak ke Indonesia. Sekitar separuh kebutuhan minyak kita berasal dari impor. Kapasitas produksi kilang kita hanya bisa memenuhi sekitar separuh kebutuhan dalam negeri, dalam hitungan hari.
Cadangan operasional (operational reserves) bahan bakar minyak (BBM) hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk 20 hari. Kita tidak memiliki cadangan strategis (strategic reserves) sama sekali untuk menghadapi kejadian luar biasa seperti perang atau bencana alam.
Jika kilang mengalami kerusakan., berapa pun produksi dan cadangan minyak mentah yang kita miliki tidak akan membantu pemulihan pasokan BBM. Berapa pun kilang baru dibangun akan menjadi sia-sia kalau tidak ada pasokan minyak mentah impor.
Konsep ketahanan energi atau keamanan energi (energy security) perlu dirumuskan kembali, tidak sebatas penggunaan variabel tunggal (berapa banyak cadangan untuk memenuhi berapa hari kebutuhan).
Selain menambah kapasitas tangki penyimpanan (storage) untuk cadangan operasional—agar kita bisa menikmati keuntungan dengan membeli lebih banyak ketika harga rendah dan menunda pembelian ketika harga tinggi—kita pun perlu mulai mempersiapkan pilihan tambahan agar terhindar dari kemungkinan goncangan energi di masa depan.
Salah satu pilihan adalah menjalin kerja sama dengan negara tetangga. Jaringan kerja sama meliputi negara di berbagai kawasan untuk memperluas asal pasokan. Misalnya dengan ASEAN dan dengan APEC. Di dalam APEC ada Australia yang lokasinya relatif dekat.
Indonesia perlu aktif meyakinkan konsep kerja sama energi yang niscaya bakal saling menguntungkan.
Lebih baik sedia payung sebelum hujan.