Wajar apabila Presiden menghendaki suku bunga kredit turun lebih cepat agar investasi naik (syukur-syukur bisa ikut membiayai pembangunan infrastruktur), sehingga pertumbuhan mengakselerasi lebih tinggi. Namun, para pembantu Presiden harus berani mengingatkan agar Presiden tidak kebablasan dengan memanggil dan memberikan arahan kepada Gubernur Bank Indonesia dan Ketua OJK supaya suku bunga kredit bisa diturunkan. Bank Indonesia dan
Kategori: Monetary Policy
Keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen pada 15 Maret 2017 lalu direspon dengan penuh gairah. The Economist menyebutnya: “The global economy enjoys a synchronsed upswing.” Hampir semua pasar saham dunia yang masuk dalam radar majalah mingguan The Economist mencatatkan kenaikan indeks. Hanya tiga negara yang mengalami penurunan (year-to-date)
Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini (9/9) mengatakan pertumbuhan kredit tahun 2017 bakal mencapai 11 persen. Menurut Gubernur BI, perkiraan itu akan tercapai jika pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Jika asumsi pertumbuhan 5,2 persen, pertumbuhan kredit bisa di atas 12 persen. Jadi, pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). Besarnya kredit menentukan
Kemerosotan harga minyak dunia sungguh sangat membantu penurunan inflasi di Indonesia. Walaupun seminggu terakhir harga minyak dunia naik cukup tajam (Brent menembus 50 dollar AS hari ini, 19 Agustus), namun masih jauh lebih rendah ketimbang harga tertinggi yang sempat bertengger di atas 100 dollar AS. Adalah kenaikan harga BBM di dalam negeri yang membuat pola
Bank Indonesia akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) bulanan pada 17-18 Februari 2016. Rapat bulanan itu hampir bisa dipastikan bakal menurunkan BI rate. Yang ditunggu adalah seberapa besar penurunannya. Kalau BI bersikukuh dengan konservatismenya, penurunan paling banter hanya 25 basis poin seperti bulan lalu. Ruang untuk menurunkan BI rate lebih progresif terbuka lebar. Faktor pertama,
Investopedia.com: “A negative interest rate means the central bank and perhaps private banks will charge negative interest: instead of receiving money on deposits, depositors must pay regularly to keep their money with the bank.” Setidaknya bank sentral beberapa negara telah mengenakan pungutan atau ongkos atas deposit tertentu yang ditempatkan di bank sentral oleh lembaga keuangan. Dengan
Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), Jumat minggu lalu (29/1) menerapkan kebijakan suku bunga negatif terhadap deposit lembaga keuangan yang ditempatkan di BOJ. Langkah terakhir itu diharapkan bisa melemahkan yen, memacu konsumsi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tahun lalu hanya 0,6 persen. Namun, sejak pengumuman yang tak terduga itu, justru nilai tukar yen menguat.
Hari ini (14/1) Bank Indonesia (BI) menurunkan BI rate hanya sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. Judul peraga di bawah saya buat sekitar dua bulan lalu. Kala itu inflasi sudah menunjukkan kecenderungan menurun dan diperkirakan mencapai titik terendah pada Desember 2015 karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) November 2014 terhadap inflasi sudah sirna.