ANDRI DONNAL PUTERA Kompas.com – 09/11/2017, 13:30 WIB JAKARTA, KOMPAS.com – Menguatnya kondisi perekonomian di Indonesia secara umum belakangan ini dilihat tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi dunia yang sedang dilanda sejumlah masalah. Bahkan, ada pandangan bahwa ekonomi Indonesia hebat karena tidak menerima dampak dari kondisi ekonomi global. Namun, apakah hal itu benar? Menurut ekonom
Bulan: November 2017
Pada 31 Oktober, Menseskab @pramonoanung menyampaikan data menarik di twitter tentang perkembangan penerimaan pajak per sektor. Data yang dipaparkan tergolong sangat jarang digunakan atau diberitakan. Di situ tampak bahwa sektor industri merupakan penyumbang terbesar dalam penerimaan pajak, yaitu 31,2 persen selama Januari-Oktober 2017, naik dari 30,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Seandainya industrialisasi
Ada gejala cukup unik belakangan ini yang perlu diwaspadai. Hampir semua indikator makroekonomi menunjukkan perbaikan secara serempak. Laju inflasi terus turun dan kerap beradas di bawah 4 persen, bahkan pada Oktober 2017 hanya 3,6 persen. Suhu tubuh perekonomian yang semakin “sejuk” ini diikuti oleh penurunan suku bunga yang bisa dianalogikan dengan penurunan tekanan darah. Suku
Kompas, 2 November 2017, hal. 19 JAKARTA, KOMPAS — Target pemerintah untuk bisa mengantongi devisa Rp 280 triliun dari sektor pariwisata dikhawatirkan tidak tercapai. Hal ini dikarenakan banyak warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri, baik untuk liburan, ibadah, maupun keperluan lainnya. “Jika banyak devisa yang keluar, tentu jumlah bersih devisa yang terkumpul tidak
finansial.bisnis.com, 1 November 2017, 16:57 WIB Oleh : Amanda Kusumawardhani Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah diharapkan mulai beranjak untuk mengejar peningkatan kualitas dari sisi konsumsi wisatawan mancanegara (wisman) dari kuantitas yang selama ini terus digenjot. Pasalnya, data Bank Indonesia mencatat konsumsi per kapita terus menunjukkan penurunan sejak 2016 menjadi US$1.035 dari US$1.099 pada 2015. Sebaliknya, angka sementara pada 2017 senilai US$1.011.
viva.co.id, Kamis, 2 November 2017 | 11:16 WIB Ririn Aprilia VIVA – Setelah ditetapkan sebagai salah satu leading sector oleh Presiden Joko Widodo sektor pariwisata kian pesat. Pada tahun 2018 dan 2019 pertumbuhan dan perkembangan dunia pariwisata diprediksi semakin meroket bertambah baik dan menjadi kebangkitan pariwisata Indonesia. Hal tersebut disampaikan pengamat ekonomi Faisal Basri dalam acara
Rabu kemarin (1/11), saya menghadiri seminar bertajuk “Indonesia Tourism Outlook 2018: Prospek dan Persoalan Pariwisata di Indonesia.” Seminar dibuka dengan piddato kunci oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Pada sesi panel diskusi pertama dengan tema “Global and Regional Outlook,” saya diminta membahas/menjawab tujuh persoalan sebagai berikut: (1) Pariwisata sebagai “new economy” dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia