KOMPAS.COM, Selasa, 13 Mei 2014 | 18:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Ekonom Faisal Basri berharap, pengganti Hatta Rajasa sebagai Menko Bidang Perekonomian nanti, berani membatalkan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS).
Menurutnya, JSS justru bakal memperkokoh dominasi transportasi darat yang membuat ongkos logistik di Indonesia tergolong paling mahal di dunia. Berdasarkan kajian Bank Dunia (2013), ongkos logistik di Indonesia mencapai 27 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih tinggi ketimbang Singapura sebesar 8 persen, Malaysia 13 persen, Thailand 20 persen, dan bahkan lebih tinggi ketimbang Vietnam yang 25 persen PDB.
Hampir separuh ongkos logistik di Indonesia disedot ongkos transportasi. Dalam tulisan yang juga telah diunggah di blognya, Faisal menuturkan, buruknya sarana pelabuhan dan infrastruktur pendukungnya tercermin dari kemerosotan tajam unsur infrastruktur dalam logistics performance index (LPI) Indonesia dari urutan ke-69 tahun 2010 menjadi ke-84 tahun 2012.
“Misalnya, timeliness dari ke-69 menjadi ke-41, logistics quality and competence dari ke-92 menjadi ke-61, tracking and tracing dari ke-80 menjadi ke-51, dan international shipments dari ke-80 menjadi ke-57,” tulis Faisal.
Kondisi infrastruktur yang kedodoran inilah yang membuat LPI keseluruhan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga di luar Kamboja, Laos, dan Myanmar. Sebelumnya, Faisal juga pernah menyatakan, Indonesia yang merupakan negara maritim harus memperkuat transportasi laut.
“Kita negara maritim, yang dikaruniai jalan tol berupa laut yang tanpa hambatan, dan yang menyambungkan pulau bukan jembatan seperti Jembatan Selat Sunda,” kata dia.
Menurutnya, jalan darat hanya mampu mengangkut barang-barang dengan kapasitas kecil, sementara jika angkutan laut diperkuat dan pelabuhan dibenahi maka akan meningkatkan kapasitas angkut.
“Jika pengiriman melalui jalan darat hanya akan mampu mengangkut dengan kapasitas kecil, sementara apabila kita bisa mengoptimalkan angkutan laut akan jauh lebih baik,” ucap Faisal.
Penulis: Estu Suryowati
Penyunting: Bambang Priyo Jatmiko
âPa faisal memang perlu kita rumuskan kembali nkri dalam konsep negara kesatuan…transportasi bukan semata mata pergerakan barang tapi juga mnanusia…..jadi pembngunan transportasi harus merupakan kombinasi angkutan darat..laut dan udara…Amerika tumbuh karena angkutan daratnya….dan disitu juga ikut menyelesaikan tumbuhnya lapangan kerja dalam bwrbahai lwvwr pekerjaaan….biarkan jembatan selat sunda dibangun swasta….pemwrintah bagun pelabuhan dan kapal kapal. Mana lebih cepat itu peraoalannya. .salam PDikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan XL. Dari: faisalbasri01Terkirim: Selasa, 13 Mei 2014 21.09Ke: ishaksomantri@gmail.comBalas Ke: faisalbasri01Perihal: [New post] Menko Perekonomian Baru Ditantang Batalkan Proyek Jembatan Selat Sunda
a:hover { color: red; } a { text-decoration: none; color: #0088cc; } a.primaryactionlink:link, a.primaryactionlink:visited { background-color: #2585B2; color: #fff; } a.primaryactionlink:hover, a.primaryactionlink:active { background-color: #11729E !important; color: #fff !important; }
/* @media only screen and (max-device-width: 480px) { .post { min-width: 700px !important; } } */ WordPress.com
faisal basri posted: “KOMPAS.COM, Selasa, 13 Mei 2014 | 18:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Ekonom Faisal Basri berharap, pengganti Hatta Rajasa sebagai Menko Bidang Perekonomian nanti, berani membatalkan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS).
Menurutnya, JSS justru bakal mempe”