Dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB) terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Februari 2020 dan data penerimaan perpajakan dalam APBN Kita terbitan Kementerian Keuangan terbaru (edisi Januari 2020), nisbah pajak (tax ratio) pada 2019 turun, mencapai aras terendah dalam setengah abad terakhir. Mungkin lebih lama dari itu, karena saya hanya bisa melacak data ke belakang sampai tahun 1970. Penurunan membuat tax ratio hanya satu digit, kedua kalinya selama pemerintahan Jokowi.
Perkembangan yang kurang menggembirakan ini harusnya menjadi warningbagi pemerintah yang akan mengobral pajak sebagaimana tertera dalam rancangan Omnibus Law perpajakan.
Tax ratio yang dipakai di sini adalah versi yang lazim dipakai di dunia, bukan versi pemerintah. Dalam perhitungan versi pemerintah, tax ratio memasukkan penerimaan bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam.
Nisbah pajak adalah penerimaan pajak dibagi PDB harga berlaku.
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
12 comments on “Tax Ratio Terendah dalam 1/2 Abad”
Apakah tax ratio yg memasukan pnbp itu diperbolehkan ? Klo tidak, berarti informasi tax ratio pemerintah misleading.
Disisi pemasukan, tax ratio rendah. Sementara di sisi pengeluaran Makin tinggi dengan meningkatkan belanja rutin Dan biaya subsidi. Belum termasuk faktor perlambatan ekonomi di q1 akibat virus corona. Apakah bisa diperkirakan bila Hal seperti ini berkelanjutan maka defisit apbn 2020 Makin lebar?
Pak Faisla Basri bukankah perhitungan Tax Ratio di Indonesia hanya memperhitungkan Pajak pusat saja? Makanya Tax Ratio kita selalu lebih rendah dari negara tetangga, sedangkan negara tetangga memperhitungkan Pajak Pusat dan Pajak Daerah sebagai angka Tax Ratio. Bagaimana komentar anda pak?
Apakah tax ratio yg memasukan pnbp itu diperbolehkan ? Klo tidak, berarti informasi tax ratio pemerintah misleading.
Disisi pemasukan, tax ratio rendah. Sementara di sisi pengeluaran Makin tinggi dengan meningkatkan belanja rutin Dan biaya subsidi. Belum termasuk faktor perlambatan ekonomi di q1 akibat virus corona. Apakah bisa diperkirakan bila Hal seperti ini berkelanjutan maka defisit apbn 2020 Makin lebar?
Sudah hampir bisa dipastikan. Pemerintah sudah ancang-ancang menambah utang.
Pasca omnibus Law Perpajakan, hampir semua subsidi bagi rakyat kecil-menengah akan dikurangi bahkan dihilangkan.
Begitulah sikap pemerintah. Sangat memprihatinkan. Semua diberikan kepada korporasi.
Terutama korporasi tambang batu bara
Pak Faisla Basri bukankah perhitungan Tax Ratio di Indonesia hanya memperhitungkan Pajak pusat saja? Makanya Tax Ratio kita selalu lebih rendah dari negara tetangga, sedangkan negara tetangga memperhitungkan Pajak Pusat dan Pajak Daerah sebagai angka Tax Ratio. Bagaimana komentar anda pak?
fenomena ini jika dibuatkan skripsi kira2 lebih tepat menggunakan variable apa saja ya pak?
terimakasih
Bisa menggunakan variabel PDB kalau mau yang sederhana.