Bukan karena tidak sepaham dengan seseorang lantas kita memusuhinya.
Bukan karena tidak sekeyakinan dengan seseorang kita memperlakukannya dengan tidak adil.
Bukan karena seseorang pernah mencerca lantas kita menistanya dan memupuk dendam.
Bukan karena seseorang memusuhi kita lantas kita tidak menyapanya.
Nilai-nilai kemanusiaan melampaui perbedaan pandangan politik.
Nilai-nilai demokrasi melampaui kepentingann partai.
Prinsip melampaui pilihan politik
Kebenaran di atas siasat.
Persaingan politik sejatinya untuk membuat negara lebih baik, bukan untuk memecah belah.
Pertarungan politik adalah penawaran gagasan-gagasan baru, bukan penajaman perbedaan yang menyuburkan sekat-sekat.
Pemilihan umum adalah untuk menghadirkan kontrak politik baru bagi kemajuan bangsa.
Kampanye bukan mengumbar janji palsu.
***
Bayang-bayang itu timbul tenggelam.
Kadang menyembul nyata tapi kerap bersembunyi dalam ego.
Ke arah mana kaki ini hendak dilangkahkan.
Kala tempat berteduh tidak lagi menghadirkan kesejukan.
Tetapi
Asa harus terus dibentangkan
Kekuatan berserakan harus dihimpun
Semangat harus terus digelorakan
Bagi perubahan yang menyejahterakan
Jakarta, 16 September 2018
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Diterbitkan oleh faisal basri
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
Anda benar Bung FB, pengamatan sy dua kubu berbeda Visi kata AaGym, kubu Jo-In ber visi “perlombaan” sdg kan kubu Bo-San mengartikan “pertarungan” yg sll mencari-cari celah kelemahan lawan…
Nice words
setuju sekali
Demikianlah semestinya. Pemilihan umum hanya bagian kecil dari perjalanan panjang yang justru mungkin bukan hanya berpeluang mewarnai langkah selanjutnya. Warna yang tak mesti memudahkan. Bisa saja membebani.
Setuju sekali bung Faisal Basri. **Jangan seperti pada jaman kerajaan dahulu. Dimana, Teman, adik, saudara, saling menjatuhkan demi memperoleh Kekuasaan. Bisa saja yang Kalah akan terus menerus selama pemerintahan berlangsung berusaha menjatuhkan. Karena dendam terus membara. Akibatnya mudah sekali Kita dipecah belah. Pilih juru kampanye yg adem
Saya senang dengan tulisan Pak Faisal Basri analisanya bagus walaupun saya orang awam