
Penjualan kendaraan bermotor roda-4 ke atas tahun 2016 kembali meningkat setelah selama dua tahun berturut-turut sebelumnya mencatatkan pertumbuhan negatif. Pada periode 2007-2013 pertumbuhan penjualan otomotif sangat pesat, 23,6 persen rata-rata setahun. Salah satu penyebab penurunan penjualan otomotif selama 2014-2015 adalah kebijakan Bank Indonesia menaikkan LTV (loan-to-value ratio).
Peningkatan penjualan otomotif terbantu oleh kenaikan tajam penjualan LCGC dan tipe 4X2 yang sebetulnya lebih banyak berfungsi sebagai kendaraan penumpang. Kedua jenis kendaraan penumpang ini menggerus pangsa sedan.

Tidak seperti kendaraan penumpang, kendaraan komersial jenis pick up dan truk masih saja meneruskan kecenderungan menurun hingga 2016. Penjualan pick up dan truk mencapai angka tertinggi tahun 2013.

Penyebab penurunan penjualan pick up dan truk antara lain adalah penurunan ekspor dan impor barang selama lima tahun berturut-turut (2012-2016). Penurunan ekspor terutama disebabkan oleh kemerosotan ekspor komoditas primer seperti batubara, karet, timah, dan minyak sawit.
Kemerosotan kendaraan angkutan terkonfirmasi pula dari pola pertumbuhan produk domestik bruto. Sektor-sektor yang tumbuh pesat adalah sektor jasa, sedangkan sektor barang (pertanian, pertambangan, industri manufaktur) hampir selalu lebih rendah dari pertumbuhan PDB. Sektor tradable ini hanya tumbuh sekitar separuh dari pertumbuhan sektor non-tradable (jasa).
Ada tanda-tanda tahun 2017 penjualan kendaraan komersial, termasuk pick up dan truk, berpotensi naik kembali sejalan dengan peningkatan ekspor yang cukup pesat selama dua bulan terakhir (Januari-Februari).