Berdasarkan hasil perhitungan cepat Kompas yang diunduh pada pk.23:23, PDI-P hanya memperoleh 19,2 persen. Masih ada peluang bagi PDI-P untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden tanpa harus menggandeng partai lain. Berdasarkan hasil pemilu 2009, persentase perolehan kursi DPR PDI-P lebih besar dari persentase perolehan suara, masing-masing 17 persen dan 14 persen. Kalau pola itu berulang, maka perolehan kursi DPR oleh PDI-P bias melewahi ambang batas partai untuk mencalonkan sendiri kandidat presiden dan wakil presiden sebesar 20 persen.
Partai berbasis Islam tidak bisa dianggap remeh. Kalau sebagian besar mereka bersatu, mungkin muncul poros tengah baru. Jika tidak bersatu, beberapa yang potensial diajak berkoalisi oleh partai “nasionalis” tengah atau “kiri-tengah”. Yang paling besar perolehan suaranya adalah PKB yang suaranya naik hamper dua kali lipat dibandingkan pemilu 1999. PAN dan PPP juga tampaknya cukup punya daya tawar dan relative fleksibel dibandingkan PKS.

Golkar menduduki urutan kedua. Kalau partai-partai pecahan Golkar dan yang diarsiteki oleh tokoh Orde Baru digabung semuanya dengan Golkar, perolehan suara totalnya nyaris 50 persen. Bisa juga mereka pecah dua, masing-masing merangkul partai Islam.
Dengan semakin terfragmentasinya hasil pemilu legislatif, kemungkinan bakal ada capres-cawapres lebih dari tiga pasangan.
PDI-P tampaknya akan berhitung ulang. Tak lagi punya kemewahan memiliki first best choice.
Bakal tambah ramai tampaknya menuju Pilpres. Kita tunggu kelanjutannya.
seandainya kita menggunakan sistem presidensial murni, pasti fragmen ini bisa hilang. jangankan yg dari partai pemenang , independen pun punya kesempatan untuk ikut pencapresan.