Per 12 Maret 2014 (year to date), kinerja indeks harga saham gabungan di Bursa Saham Indonesia (IDX) dalam $ terms menduduki urutan ketiga terbaik di dunia dengan peningkatan 16,7 persen. Di posisi puncak adalah Mesir dan kedua diduduki Yunani.
Indeks saham Emerging Markets (MSCI) masih tergopoh-gopoh dengan pertumbuhan negatif 5,8 persen. Demikian juga China (SSEA) yang kinerjanya minus 7,0 persen. Rusia mengalami kemerosotan paling parah, yaitu -23,8 persen.
Indeks saham Indonesia diperkirakan segera menembus 5.000. Pada penutupan transaksi bursa Jumat (14/3), indeks melesat 152,5 poin atau naik 3,23 persen. Tampaknya Jokowi effect sudah mulai berlangsung.
Tampaknya terbuka peluang lebar indeks bakal memecahkan rekor tertinggi yang terjadi pada 20 Mei 2013 sebesar 5.214,976. Dalam hitungan bulan, tahun ini juga, sangat boleh jadi.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Diterbitkan oleh faisal basri
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
Bang Faisal….apakah IHSG meroket krn Jokowi Effect ?
Agaknya betul demikian, Mas. Ini momentum yang jangan lagi disia-siakan. Perkuat fondasi dan perbanyak pilihan di pasar.
Selamat malam Pak Faisal, saya sangat terinspirasi dengan kuliah bapak. Selama ini saya selalu berpikir bahwa Indonesia seharusnya mampu untuk menjadi Negara yang dapa dibanggakan dengan Sumber Daya Alam yang berlimpah, tetapi yg saya bingungkan dengan SDA kita punya kenapa Utang negara kita semakin bertambah. Dan yang saya prihatikan adalah dengan mobil murah bukankah itu akan menjadi beban Negara kita, dikarenakan penggunan BBM yg semakin bertambah, dan menurut saya Pemerintah seharusnya mengembangkan Transportasi Umum yg tidak hanya di Ibu Kota tetapi juga di daerah. Saya berharap Pak Faisal dan tim bisa tetap kuat dalam memperjuangkan Indonesia yang maju. Saya berharap juga dengan Jokowi Effect ini, Seluruh Rakyat Indonesia semakin peduli dengan Negara kita tidak hanya mementingkan Perut sendiri.
Selamat malam. Semoga pemimpin ke depan memahami tantangan dan potensi yang kita miliki untuk menyejahterakan mayoritas rakyat. Kita bangkitkan terus optimism seraya turut serta mendorongkan perubahan hakiki, antara lain lewat konsep alternatif.