RMOL.CO – RAKYATMERDEKA ONLINE
Rabu, 28 Agustus 2013 , 21:24:00 WIB
RMOL. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengaku memiliki mata uang asing jenis dollar Amerika di rekeningnya. Sebagai eksportir mebel,dollar Amerika bukan sebuah hal yang aneh baginya.
Namun dollar-dollar tersebut segera bertukar menjadi rupiah ketika pabriknya akan memproduksi barang baru untuk diekspor.
“Kalau saya dapat dollar ya memang iya. Tetapi Itu untuk produksi. Kalau dananya sudah cair ya dollar dapatnya. Tapi langsung dicairkan lagi ke rupiah. Karena untuk kebutuhan produksi,” ujar Jokowi di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (28/8).
Di kesempatan tersebut Jokowi juga mengimbau seluruh pejabat untuk tidak menyimpan mata uang jenis dollar Amerika. Karena dapat memperburuk nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Dimana pelemahan rupiah sekarang telah mencapai angka Rp 11.300.
Jokowi juga menyindir pejabat yang kerap berkoar-koar meminta masyarakat untuk melepas dollar simpanannya namun enggan melepas dollar miliknya sendiri.
“Bagaimana kita mengimbau untuk melepas dollar tetapi yang mengimbau malah menyimpan (dollar) kan. Mestinya nggak seperti itu,” sindirnya.
Soal pejabat yang banyak dollar ini disentil oleh pengamat ekonomi Faisal Basri. Dikutip dari sebuah media, Faisal mengatakan, jumlah harta SBY dalam dollar AS tahun 2009, tercatat sebesar 269.730 dollar AS atau setara Rp 2,96 miliar (asumsi 1 dollar AS= Rp 11.000). Data itu dikutip Faisal dari sumber Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain SBY, Faisal juga menyampaikan nama pejabat lain yang memiliki simpanan dalam bentuk dollar AS. Sosok itu adalah, Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR yang memiliki kekayaan dalam valas sebesar 195.960 dollar AS atau setara dengan Rp 2,1 miliar.
Kemudian di jajaran kabinet pemerintahan Indonesia ada Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan yang memiliki kekayaan dalam bentuk dollar AS senilai 626.677 atau setara Rp 6,89 miliar. Lalu ada Chatib Basri, Menteri Keuangan dengan valas 356.506 dollar AS atau setara Rp 3,92 miliar.
Faisal berpendapat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta pejabat negara lain bisa membuat program penguatan rupiah dengan cara menjual kekayaan mereka yang berbentuk dollar AS. [zul]