Ibu Kota Baru untuk (Si)apa?

4 komentar

Teman-teman podcast Asumsi Bersuara mengundang saya untuk ketiga kali pada 24 Januari 2022. Kami berdiskusi tentang ibu kota baru.

Diskusi lengkap bisa didengarkan di sini.

Bahan pendukung tersedia dalam bentuk pdf di bawah ini:

4 comments on “Ibu Kota Baru untuk (Si)apa?”

  1. Saya baca pdf nya ringkas, padat, dan jelas. Di kesempatan sebelum-sebelumnya, Bang Faisal sudah melengkapi dengan beberapa data. Saya berpikir, “Bukankah pemerintah pasti punya data pendukung yang berbeda?” Sehingga, rakyat bisa berdiskusi berdasar data dan analisis. Apakah sulit hal semacam itu dilakukan oleh Indonesia?
    Terima kasih.

  2. Kalau saya sih terserah IKN pindah atau tidak, tetapi Jakarta jangan dibiarkan tenggelam. Pemerintah pusat dan pemprov DKI bahu membahu please bikin program “Save Jakarta” dari sekarang. Kalau perlu diadakan Menteri Khusus Penyelamatan Jakarta. Mau Pak Luhut (sahabat Pak Jokowi) atau Pak Fadli Zon (kritikus Pak Jokowi) atau Profesor antah berantah yang ditunjuk sebagai menterinya, saya tidak peduli. Bagi saya yang rakyat kecil bukan cebong bukan kadrun, yang penting orang yang ditunjuk mengesampingkan ego, mau bekerjasama dengan Gubernur DKI dan mau dibantu Tim ahli yang jago tata air dan tata kota bekerja menyelamatkan Jakarta. Kalau perlu sekalian hire beberapa ahli/insinyur dari Belanda yang negaranya terkenal bisa survive di bawah permukaan laut di dalam Tim itu. Terlepas dari apakah nantinya Jakarta masih IKN atau bukan, dosa besar kalau pemerintah membiarkan Jakarta tenggelam ketika masih ada usaha yang bisa dilakukan untuk Jakarta mulai dari sekarang.

  3. Saking penasaran baca 45 tokoh menolak IKN di laman kompas.com, akhirnya sy mencari tahu lebih lanjut sosok Pak Faisal Basri.

    Saya menemukan artikel ini dan membaca laman pdf nya.

    Mungkin saya melihat megaproyek dan bisa dikata proyek ambisius Pak Jokowi menjadikan IKN Nusantara ini opsi untuk meratakan perekonomian Indonesia, juga selain menjadi salah satu solusi “bola bundet” Jakarta yang tiap kali berganti gubernur permasalahan yang dihadapi sama. Jakarta singkat kata “hampir tenggelam” dalam arti sesungguhnya.

    Secara hitung-hitungan pastilah, dalam memulai sesuatu usaha besar dan ambisius belum bisa untung di awal, namun target untuk mencapainya pastilah harus diusahakan. Justru ini tantangan untuk pengganti Jokowi nantinya, bukan malah dikatakan Jokowi jadi 3 periode utk selesaikan masalah ekonomi yg lebih melebar karena IKN Nusantara terus dibangun.

    Presiden berikutnya justru harus bisa menyamakan kedudukan dengan Jokowi, atau justru harus mengungguli kreativitas Jokowi untuk bisa mewujudkan Indonesia yang jauh lebih maju. Harus itu. Bagaimanapun juga Presiden berikutnya harus lebih hebat dari Jokowi. Karena keadaan saat ini pembangunan sudah dilaksanakan Jokowi, pekerjaan presiden selanjutnya harus mampu memenuhi pundi-pundi keuangan dengan cara yang inovatif dan kreatif.

    Mungkin presiden selanjutnya berangkat dari pakar ekonomi seperti Pak Faisal Basri yang paham ekonomi dan bisa menghasilkan banyak pundi-pundi keuangan negara dan justru bisa lebih unggul kemampuan manajemennya dari Pak Jokowi dan jajarannya? Toh teori sudah di luar kepala, cara meningkatkan ekonomi negara, ekonomi rakyat juga sudah memiliki bayangan seharusnya bagaimana dan strateginya apa, arahnya kemana.

    Jadi bagaimana jika Pak Faisal Basri dan 44 tokoh lain yang meneruskan kemajuan Indonesia?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.