19 Juli 2020
Pandemi Covid-19 terus berlanjut yang menghadapkan Indonesia kepada Resesi Ekonomi. Ancaman resesi ini menghantui berbagai neegara termasuk negara kita. Pelemahan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut semakin jelas didepan mata. Negara tetangga, Singapura sudah kena dampaknya. Hal ini harus diantisipasi oleh Pemerintah melalui berbagai strategi anggaran, kebijakan dan stimulus ekonomi. Indonesia harus berjuang untuk tidak masuk kedalam jurang resesi. Bagaimana kekuatan fundamental ekonomi dan seberapa kuat perekonomian Indonesia? CNN Indonesia Prime News membahasnya bersama Faisal Basri Ekonom Senior Universitas Indonesia, Yustinus Prastowo Staff Khusus Kementerian Keuangan dan Rosan Roeslani Ketua Umum Kadin.
Narasumber: Faisal Basri Ekonom Senior Universitas Indonesia Yustinus Prastowo Staff Khusus Kementerian Keuangan Rosan Roeslani Ketua Umum Kadin.
Selengkapnya bisa disaksikan di sini
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Diterbitkan oleh faisal basri
Faisal Basri is currently senior lecturer at the Faculty of Economics, University of Indonesia and Chief of Advisory Board of Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA). His area of expertise and discipline covers Economics, Political Economy, and Economic Development.
His prior engagement includes Economic Adviser to the President of Republic of Indonesia on economic affairs (2000); Head of the Department of Economics and Development Studies, Faculty of Economics at the University of Indonesia (1995-98); and Director of Institute for Economic and Social Research at the Faculty of Economics at the University of Indonesia (1993-1995), the Commissioner of the Supervisory Commission for Business Competition (2000-2006); Rector, Perbanas Business School (1999-2003).
He was the founder of the National Mandate Party where he was served in the Party as the first Secretary General and then the Deputy Chairman responsible for research and development. He quit the Party in January 2001. He has actively been involved in several NGOs, among others is The Indonesian Movement.
Faisal Basri was educated at the Faculty of Economics of the University of Indonesia where he received his BA in 1985 and graduated with an MA in economics from Vanderbilt University, USA, in 1988.
Lihat semua pos dari faisal basri
klo dikencangkan artinya porsi makannya jadi lebih sedikit dong…hehe..sebaiknya manfaatkan scr efisien dana yg ada u kegiatan yg menggairahkan ekonomi… Justru u menggeliatkan ekonomi domestik perlu ke hati2an dlm sasaran yg efektif .. pertama harus dipahami sejarah ms ll bhw UMKm berhasil bertahan…namun adanya perilaku “konglomersi ekonomi” yg sll menyedot dana dr masyarakat mk siklus metabolisme ekonomi di masyarakat krg berjalan normal alami. Akhirnya spt buang air di tanah kering… Maaf kate bhw gurita pelaku eonomi spt perush retail yang mewabah diseantero pelosok desa…dan mrk tidak mengakomodasi kepentingan lokan..spt contoh menampung produk lingkungan lokal desa . Untuk menjual sayur-mayur, hasil kebun harus mll keputusan pembuata system. Padahal mrk berkedok kerja sama (franchise) dgn private..(modal perorangan-pribadi). Artinya skenario membuat UMKM tak punya bergaining posistion. alias terjadi monopoly market terselubung. Mk gelontoran ..stimulus harus punya ..konsep bgmn memratakan pendapatan (rdistribusi income) mellui kesempatan berusaha scr luas. Insya Allah klo konsepnya serta regulasi direformasi dgn pas Ekonomi kita akan lebih bertahan dan hidup.
Kencangkan ikat pinggang untuk Kemenhan yang anggarannya paling besar dan satu-satunya kementerian yang dapat anggaran di atas Rp100 triliun. Juga untuk kementerian yang lain. Dana penghematan di sana kita gunakan untuk bantu yang terpapar dan anggaran kesehatan. Jadi politik anggarannya yang berubah. Yang punya keleluasaan berhemat ya berhemat lebih banyak.
ke dua … Jgn porsikan stimulus bukan saz u perush besar yg lagi koleps… apalagi serapan TK /SDM sedikit. sebaiknya menyeimbingakan kepentingan dgn penskalaan. Contoh saza kucuran kredit ke SME dari tahun ketahun hanya kisaran 18-19% dari total, Sedangkan penyerapan Tenaga kerja berkisar >80%. Piye? ke 3. Stimulus untuk koperasi juga perlu lebih diperhatikan…krn mrk mlkk aktivitas ekonomi dari sumber pembiayaan mandiri dari orang2 bawah (SME). ke 4. Sdikit naikan pen negara dgn Kejar pajak pelaku ekonomi besar yg lalai ke luar negeri. Keringanan tarif sbaiknya selektif…berdasar pada lokasi dan cor bisnisnya.. bukan digebyak uyah. ke 5. ULN/obligasi pemrintah-BUMN dan sakpanunggale mesti dihitung cermat..terutama cost of money-nya transparan penggunaannya.
ke 6. Semua pengambilan keputusan publik sehrus dikawal pertimbangan akademis oleh para pakar -pr ahli -pr ilmuan nya dr intitusi pendidikan dan lembaga terkait.