Sosok itu tampak lembut, bahkan terkadang sendu
Namun tak kunjung berubah bentuk walau ditempa palu baja
Hanya mengenyal sekejap, lalu kembali ke bentuk semula.
Peluh mengucur
Ia seka dengan lengan bajunya
Namun peluh malah mengguyur seluruh tubuhnya.
Ia hantamkan palu godam itu kian kencang
Berulang-ulang, kian kerap
Hadirkan irama gemuruh namun mendayu-dayu
Hari jelang gelap
Merah seputar mentari berangsur pudar
Tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat.
Cahaya rembulan tak kuasa menembus bumi
Bintang-bintang hadir sebatas bintik-bintik hitam tanpa sinar.
Mereka bertasbih tanpa suara
Masih ada esok pagi
Kutunggu sinarmu kembali, sang mentari
Kau tak pernah ingkar janji
(22 Maret dini hari jelang subuh. Kala tak terdengar suara alam, ketika ia sapa #bening yang terlelap dalam pelukan hangat sosok tak berwujud)
Tinggalkan komentar