Pada hari proklamasi kemerdekan ke-70, saya menulis di blog ini dengan judul “Kemiskinan dan Ketimpangan Setelah 70 Tahun Merdeka” (http://wp.me/p1CsPE-1bl). Indeks Gini atau Koefisien Gini meningkat terus setelah krisis 1998. Koefisien Gini mengukur tingkat kesenjangan pendapatan. Angka Koefisien Gini berkisar antara nol (ektrem tidak timpang atau ekstrem merata) sampai satu (ketimpangan ekstrem atau paling timpang). Angka
Tag: indeks gini
Bung Karno pernah berkata dengan lantang: “Tidak boleh ada kemiskinan di bumi Indonesia merdeka.” Setelah 70 tahun proklamasi kemerdekaan, jumlah dan persentase penduduk miskin Indonesia memang berkurang. Namun, sejak krisis 1998, penurunan kemiskinan kian melambat. Bahkan sempat tiga kali mengalami peningkatan. Yang juga perlu dicermati, penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih lambat dibandingkan negara-negara tetangga seperti
Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan naik 480.000 dari 28,07 juta pada Maret 2013 menjadi 28,55 juta pada September 2013. Pensentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk pun naik dari 11,37 (Maret) menjadi 11,47 persen (September). Apalagi penyebab kenaikan itu kalau bukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Juni 2013. Sejak tahun 2006 jumlah dan
“If you torture the data long enough, it will confess.” —Ronald Coase Beberapa waktu lalu kami dari Pergerakan Indonesia berkunjung ke Kulon Progo menghadiri acara syukuran panen cabai merah di lahan pasir. Setelah acara selesai, kami mengunjungi salah satu markas kelompok tani. Pengurus kelompok tani membeberkan data time series perkembangan harga cabai yang sangat rinci.